Mashed Potato dari PMM UMM Mencuri Perhatian Posyandu: Inovasi Rasa Baru untuk Nutrisi Balita

Sekelompok mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang yang sedang melakukan kegiatan pengabdian, telah membuat inovasi baru dengan mengenalkan mashed potato sebagai inovasi makanan tambahan pada balita untuk mencegah stunting. Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah pengaplikasian Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Davinka Soebagya (Psikologi) bersama keempat temannya, Delvia Helena Pramana (Psikologi) Anisa Dyah Pitaloka (Psikologi) Mustika Khoiriyah M (Hukum), Sayyid Rafi Andwiyan (Peternakan) yang tergabung dalam Kelompok 51 Gelombang 5, memberikan penyuluhan tentang stunting dan pengenalan produk mashed potato yang menjadi salah satu makanan pencegah stunting dan beberapa manfaat lainnya.

Bekerja sama dengan Posyandu Melati 4 dan 8, kelompok 51 melancarkan beberapa kegiatan lainnya, seperti pengecekan tekanan darah, berat badan, dan pemantauan pertumbuhan pada balita. Hal ini bertujuan untuk memantau kebutuhan kondisi kesehatan dan mendukung kesejahteraan para balita di Kelurahan Pagentan.

Kegiatan posyandu rutin yang diadakan setiap tanggal 5 dan 13 ini diikuti oleh banyak ibu-ibu setempat. Maka, melalui kegiatan ini, kelompok 51 berusaha menciptakan suasana positif dan mendukung dengan berinteraksi secara langsung dengan para orang tua dan balita, serta berusaha menciptakan lingkungan yang menyenangkan dan nyaman bagi seluruh partisipan acara.

Bukan hanya itu, kelompok 51 juga meningkatkan keterlibatan dan kerjasama melalui kegiatan diskusi dengan petugas puskesmas dan kader posyandu, Hal ini merupakan bentuk usaha untuk meningkatkan keterlibatan semua pihak dalam upaya memberikan pelayanan kesehatan yang lebih komprehensif

Kelompok binaan Bapak  Luqman Dzul Hilmi., SE., MBA. ini juga telah menyiapkan mashed potato untuk dibagikan pada peserta posyandu sambil memperkenalkan inovasi ini sebagai tambahan makanan yang bergizi. Bukan hanya sebagai variasi menu makanan balita, tetapi juga pemenuhan nutrisi balita melalui kandungan gizi yang terkandung di dalam kentang, seperti karbohidrat, serat, protein, vitamin B6, dan vitamin c yang bermanfaat bagi pertumbuhan balita.

Dengan pendekatan ini, kelompok 51 berharap dapat berkontribusi dalam memberikan alternatif makanan tambahan yang memiliki banyak kandungan gizi agar status nutrisinya terpenuhi. Hal ini merupakan langkah awal dalam meningkatkan kualitas pelayanan posyandu untuk mencegah stunting dan memberikan dampak positif bagi kesehatan dan kesejahteraan komunitas. Wah, keren kan, Kawan Muda?

Penulis: Dewi Adelia (UC Delyn)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top