Kelompok 15 Gelombang 3 melakukan pendampingan UMKM besek ikan dari bambu di Desa Bukor, Bondowoso pada Jumat, 2 Agustus 2024. Pendampingan ini merupakan bentuk pendekatan Kelompok 15 dalam melakukan pemberdayaan masyarakat melalui Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM). Kegiatan yang dilakukan mulai dari 18 Juli hingga 19 Agustus ini, merupakan bentuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang.
Program unggulan yang menarik ini dicetuskan oleh kelompok yang beranggotakan Cika Patricia Kalila (Ilmu Keperawatan), Nabila Maisaroh (Ilmu Keperawatan), Nadya Dinik Pratami (Ilmu Keperawatan), Nuri Hestiya Yunita (Ilmu Keperawatan), dan Farel Cheri Sisnadia (Ilmu Keperawatan). Mereka dibina langsung oleh Evi Dwi Wahyuni S.Kom.,M.Kom, sebagai Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) dan dibawah naungan Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM).
Pengabdian yang dilakukan di Desa Bukor, Kec. Wringin, Kab. Bondowoso ini, ditargetkan untuk menggali lebih dalam tantangan yang dihadapi oleh pelaku usaha di daerah tersebut. Sasaran dari kelompok 15 sendiri adalah UMKM “Besek Ikan dari Bambu”. Hal ini dikarenakan mayoritas warga Desa Bukor adalah produsen dan pengepul besek ikan bambu.
Tidak hanya sampai di situ, Kawan Muda. Kelompok 15 juga berkunjung langsung ke salah satu rumah pelaku usaha besek ikan dari bambu, yakni Mbak Rini. Di sana, Kelompok 15 juga ikut serta membantu proses pemotongan bambu dan proses penganyaman. Dalam proses ini, dibutuhkan ketelatenan dan keahlian untuk membentuk besek yang memiliki presisi yang tinggi.
Menurut penuturan Mbak Rini dalam sehari biasanya mampu menghasilkan sekitar 100-150 besek. Setelah besek terkumpul banyak besek akan diambil oleh pengepul untuk diberikan ke agen. Untuk harga dari besek ini disesuaikan dengan ukuran besek ( kecil, sedang, dan besar). Namun untuk harga umumnya berada di kisaran harga Rp25.000
Melalui kunjungan ini, Kelompok menjadi lebih paham terkait dengan kesulitan dan tantangan yang dihadapi oleh UMKM tersebut. Harapannya, melalui identifikasi masalah ini, dapat menjadi tonggak awal untuk kapasitas produksi dengan teknologi baru, agar produk yang dihasilkan semakin efisien, menarik, dan memiliki nilai tambah.
Penulis: Dewi Adelia (UC Delyn)