
Mengelola Sampah Rumah Tangga dan Meningkatkan Kualitas Tanah dengan Teknologi Ramah Lingkungan
Di tengah tantangan lingkungan yang semakin memburuk, pemanfaatan sampah organik dengan cara yang efisien menjadi semakin penting. Salah satu cara inovatif yang tengah populer adalah penggunaan komposter dan eco enzym. Keduanya tidak hanya membantu mengurangi limbah tetapi juga mendukung keberlanjutan lingkungan yang sehat. Komposter adalah alat atau sistem yang dirancang untuk mengubah sampah organik menjadi kompos yang berguna untuk penyuburan tanah. Dengan menggunakan komposter, sampah dapur seperti sisa makanan, kulit buah, sayuran, serta limbah kebun seperti daun dan rumput, dapat diubah menjadi bahan yang sangat berharga untuk pertanian.
Mahasiswa PMM kelompok 64 beranggotakan 5 orang yang terdiri dari M. Iqbal Risantia, Dilla Abadi, Ika Nur Sasiatun, Jesica dan M. Agil Mukhtar Ismail di Desa Pamatan, Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo melakukan program kerja inovasi pengelolaan sampah organik untuk mendukung lingkungan bersih dengan tujuan mengenalkan masyarakat dalam inovasi tentang bagaimana pengolahan sampah organik melalui tema “Inovasi Pengolahan Sampah Organik untuk Mendukung Lingkungan yang Bersih”. Ibu Eni selaku Kepala Desa, dalam sambutannya menyampaikan rasa syukurnya atas pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat oleh Mahasiswa di Desa Pamatan. “Alhamdulillah, semoga program yang dijalankan adik-adik, dapat memberikan manfaat kepada warga Desa Pamatan khususnya yang berprofesi sebagai petani,” ujarnya.
Setelah sebelumnya membuat alat yang bernama komposter ember tumpuk yang akan digunakan sebagai alat pembuatan pupuk kompos, kemudian pada hari Rabu, 24 Juli 2024, tepatnya di rumah Kepala Dusun Krajan di Desa Pamatan. PMM kelompok 64 melakukan sosialisasi kepada warga dusun yang mayoritas berprofesi sebagai petani dan ibu rumah tangga tentang apa itu komposter, dan eco enzym, serta bagaimana cara pembuatannya.

Fokus utama PMM Kelompok 64 UMM adalah membantu mengolah sampah organik, seperti daun kering dan sampah dapur untuk diubah menjadi pupuk. Untuk memastikan alat tersebut dapat menghasilkan kompos yang bagus, maka saat memasukkan sampah sampah organic tersebut maka ditambahkan cairan yang bernama M4 yang berfungsi sebagai aktivator mikroorganisme yang akan membantu proses pengomposan.

Tidak hanya komposter, kelompok 64 juga mengajarkan bagaimana cara membuat cairan eco enzym, memanfaatkan proses fermentasi dengan mencampur sampah organik, gula, serta air ini menghasilkan cairan yang kaya akan kandungan enzim yang bermanfaat bagi lingkungan, cairan eco enzym kerap kali digunakan sebagai bahan alami dalam berbagai keperluan rumah tangga, misalnya sebagai cairan pembersih dan disinfektan.
“Kami berharap bahwa apa yang telah kami lakukan selama di sini bisa memberikan manfaat dan memberikan jejak yang baik bagi kemajuan Desa Pamatan. Program-program yang kami lakukan adalah hasil kolaborasi antara kami dan kalian semua. Kritik, saran, dukungan, dan semuanya telah menjadi bagian dari perjalanan kami” dikutip dari salah satu anggota PMM kelompok 64.
Editor: Dewi Adelia (UC Delyn)