Pendidikan karakter idealnya mulai diberikan pada anak usia nol hingga enam tahun, dimana usia tersebut merupakan golden age, karena pada usia tersebut anak-anak masih mudah dibentuk karakternya, namun bukan berarti para remaja tidak bisa dibentuk karakternya. Hal ini menjadi penting, karena banyak anak-anak yang tidak mendapat pendidikan karakter dengan baik di usia remaja. Karakter yang buruk pada anak pun bisa berasal dari beberapa faktor, salah satunya lingkungan, maka dari itu disini Salsa Nurya Imania, Diva Tsuraya, Fadilla Yosa Riyadi, Marelda Early Carissa serta Arya Khanza Dejan yang tergabung dalam kelompok 86 mengajak anak-anak panti untuk bersama-sama membentuk karakter yang baik melalui PMM.
PMM sendiri merupakan kepanjangan dari program Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa yang bertujuan untuk mengaplikasikan hirilisasi hasil penelitian Universitas Muhammadiyah Malang. Kelompok 86 yang dibimbing oleh Ibu Dian Ika Kusumaningtyas, M.Pd, melakukan kegiatan PMM di Panti Asuhan laki-laki Ar-Rahman yang berlokasi di Jalan Kelapa Sawit No. 74, Pisang Candi, Kecamatan Sukun, Kota Malang. Kelompok 86 PMM UMM datang dengan membawa materi dan games yang didesain sedemikian rupa untuk anak-anak Panti Asuhan Ar-Rahman yang usianya berkisar dari 9 tahun hingga 17 tahun.
Materi yang diberikan mulai dari pentingnya beropini yang mengajak anak-anak Panti Asuhan untuk lebih berani mengemukakan pendapat, kemudian materi tentang percaya diri, problem solving dan jangan takut salah dalam berbicara dan bertindak. Materi yang diberikan pun disampaikan dengan pembawaan yang fun, serta diberi selingan berupa video agar anak-anak lebih mudah memahami dan bisa merealisasikannya di kehidupan sehari-hari. Di setiap akhir pemberian materi, kelompok 86 mengajak anak-anak untuk menyebutkan hikmah yang dapat dipetik serta kesimpulan dari materi yang telah disampaikan. Hal ini selain berguna untuk membuat anak-anak kembali mengingat materi, juga merupakan bentuk implementasi dari jangan takut salah dan berani berpendapat.
Selain materi, anak-anak Panti Asuhan Ar-Rahman juga diajak bermain games bersama kelompok 86 dalam rangka melatih public speaking. Seperti games impromptu, dimana kelompok 86 memberi beberapa pilihan kata yang nantinya akan dipilih oleh anak-anak untuk dikembangkan menjadi sebuah cerita. Kemudian, dengan dibagi menjadi dua tim, anak-anak melakukan debat dengan topik yang telah ditentukan. Hal ini juga sebagai implementasi dari rangkaian materi yang sudah diberikan. Selain melatih public speaking, anak-anak Panti Asuhan Ar-Rahman juga diajak untuk melatih wawasan pengetahuan umum dengan cerdas cermat. Games terakhir yang diadakan adalah problem solving, yang bertujuan agar anak-anak Panti Asuhan Ar-Rahman bisa lebih bijak dalam menghadapi masalah dan dapat menyelesaikan masalah dengan melihat dari berbagai perspektif.