AKSI TEROR MASJID DI SELANDIA BARU

CHRISTCHURCH – Sebuah serangan penembakan terjadi pada Jumat pagi, yang menyasar sebuah masjid di dekat Hagley Park, Kota Christchurch, Selandia Baru. Insiden tersebut merupakan yang pertama kalinya meneror tempat ibadah di negara itu. Polisi bersenjata telah dikerahkan di sekitar lokasi penembakan, tidak lama setelah muncul laporan dari publik, demikian sebagaimana dikutip dari situs Radio New Zealand pada Jumat (15/3).

Seorang saksi mata di dalam masjid mengatakan dia mendengar suara tembakan, dan melihat dari kejauhan, empat orang jatuh ke tanah dengan penuh luka. “Ada darah di mana-mana,” kata saksi tersebut. Saksi mata lain mengatakan kepada situs bersita RNZ News bahwa setidaknya ada 15 mobil polisi dan barisan anggota bersenjata bersiaga di seluruh area Deans Avenue, nama jalan di mana masjid yang diserang berada.

“Sangat menakutkan, semua orang di Deans Avenue berlarian menyelamatkan diri dengan kawalan polisi bersenjata,” kata saksi mata.

Polisi memperingatkan penduduk kota Christchurch untuk tetap di dalam rumah dan bangunan, serta diminta segera menelepon layanan darurat 111 jika melihat perilaku dan hal mencurigakan di sekitar mereka.

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan bahwa 40 orang tewas akibat serangan dua masjid di Christchurch, Selandia Baru. Selain korban meninggal, terdapat lebih dari 20 orang luka-luka. Sedangkan menurut media Radio NZ, jumlah korban luka-luka mencapai 48. Mereka telah mendapatkan penanganan medis saat ini, di Christchurch Hospital.

Menurut Kepala Eksekutif Dewan kesehatan Distrik Canterbury, pasien memiliki usia yang beragam dari anak-anak hingga dewasa. Mengutip BBC News pada Jumat (15/3/2019), Ardern mengutuk insiden penembakan, mengatakannya sebagai “serangan teroris” yang menjadi salah satu sejarah kelam bagi negaranya. Saat ini, empat orang pelaku telah ditangkap oleh pihak kepolisian, tiga orang berjenis kelamin laki-laki dan satu lainnya perempuan.

Tersangka yang telah ditahan, dikonfirmasi merupakan warga negara Selandia Baru yang dilahirkan di Australia. Ia disebut-sebut merupakan ekstremis sayap kanan. Meskipun demikian, saat ini diketahui bahwa mereka tidak termasuk sebagai anggota kelompok teroris dari daftar yang dimiliki oleh pemerintah.

Pihak pemerintah percaya bahwa Selandia Baru dipilih karena selama ini dikenal dengan perdamaiannya, termasuk penghargaan pada keberagaman. Teroris memilih negaranya, menurut Ardern, karena selama ini memiliki citra baik yang menghargai orang-orang termasuk para pengungsi yang membutuhkan bantuan.

Saat ini, Ardern mengatakan bahwa pihak pemerintah telah menerjunkan personel kepolisian tambahan untuk “mengunci” Kota Christchurch. Hal itu dilakukan untuk tidak memberi celah bagi terduga pelaku lain untuk melarikan diri.

Sumber: Liputan6

Penulis : Ajeng

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top