Author name: Journalist Reportase UMMFM

Peningkatan Kesadaran Kesehatan Mental, Pendidikan Seksual, dan Anti-Bullying di SDN Kebonsari 4 melalui Program PMM UMM

SDN Kebonsari 4 telah menjadi salah satu sekolah yang berkomitmen untuk mendukung kesejahteraan holistik siswa melalui berbagai program edukatif. Salah satu inisiatif terbaru melalui pelaksanaan program kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM). Kegiatan pengabdian masyarakat oleh mahasiswa (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran mengenai kesehatan mental, pendidikan seksual, dan anti-bullying dengan metode sosialisasi yang interaktif dan kegiatan permainan edukatif serta penempelan poster pada Mading sekolah. Kesehatan mental menjadi salah satu fokus utama dalam program ini, mengingat pentingnya keseimbangan emosional bagi perkembangan anak. Para mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Malang melakukan sosialisasi yang dirancang untuk membantu siswa memahami dan mengelola emosi mereka dengan lebih baik. Melalui sesi interaktif, siswa diperkenalkan pada konsep dasar kesehatan mental seperti pengenalan diri, teknik relaksasi, dan pentingnya berbicara tentang perasaan mereka. Metode ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung di mana siswa merasa nyaman untuk mengekspresikan diri. Program pendidikan seksual juga mendapat perhatian khusus dalam kegiatan PMM ini. Para mahasiswa menyampaikan informasi yang sesuai dengan usia siswa tentang perubahan tubuh, privasi, dan hubungan yang sehat. Materi pendidikan seksual disampaikan dengan pendekatan yang sensitif dan mudah dipahami, menggunakan alat bantu visual dan diskusi kelompok. Dengan cara ini, siswa dapat mempelajari informasi penting mengenai tubuh mereka serta hak dan batasan pribadi dengan cara yang tidak menakutkan dan menyenangkan. Anti-bullying merupakan aspek krusial lainnya yang menjadi bagian dari program ini. Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang mengadakan sesi edukasi tentang apa itu bullying, dampaknya terhadap korban, dan bagaimana cara mencegah serta mengatasi situasi bullying. Melalui diskusi dan skenario permainan, siswa diberi kesempatan untuk memahami perasaan orang lain dan belajar cara-cara konstruktif untuk berinteraksi di lingkungan sekolah. Permainan edukatif ini membantu siswa menginternalisasi nilai-nilai empati dan solidaritas serta penempelan poster pada Mading sekolah mengenai anti bullying. Salah satu pendekatan yang digunakan dalam program ini adalah permainan edukatif yang dirancang untuk mempermudah pemahaman siswa. Dalam kegiatan ini, siswa diajak berpartisipasi dalam berbagai permainan yang tidak hanya menyenangkan tetapi juga mendidik. Misalnya, permainan roleplay digunakan untuk mengajarkan cara merespon bullying dengan cara yang positif, sedangkan kuis interaktif membantu siswa memahami materi kesehatan mental dan pendidikan seksual dengan cara yang lebih menarik. Program PMM ini tidak hanya berfokus pada penyampaian informasi, tetapi juga pada penciptaan pengalaman belajar yang menyenangkan dan efektif. Dengan melibatkan siswadalam berbagai aktivitas praktis, diharapkan mereka dapat lebih mudah memahami dan mengaplikasikan konsep-konsep yang diajarkan dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan bahwa pengetahuan yang diperoleh dapat diterapkan dengan cara yang bermanfaat. Kolaborasi antara SDN Kebonsari 4 dan Universitas Muhammadiyah Malang dalam program PMM ini juga melibatkan partisipasi aktif dari para guru. Guru berperan dalam mendukung kegiatan di sekolah dan dukungan dari pihak sekolah sangat penting untuk memastikan bahwa pesan-pesan mengenai kesehatan mental, pendidikan seksual, dan anti-bullying dapat diterima dan diterapkan secara konsisten. Hasil dari pelaksanaan program ini menunjukkan dampak positif yang signifikan. Siswa SDN Kebonsari 4 menunjukkan pemahaman yang lebih baik mengenai kesehatan mental, pendidikan seksual, dan anti-bullying. Selain itu, terdapat peningkatan dalam interaksi sosial yang lebih positif di kalangan siswa, yang mencerminkan keberhasilan dari pendekatan edukatif dan interaktif yang diterapkan. Melalui inisiatif ini, SDN Kebonsari 4 dan Universitas Muhammadiyah Malang telah menunjukkan komitmen bersama untuk membangun lingkungan pendidikan yang lebih sehat dan inklusif. Dengan terus melanjutkan program-program seperti ini, diharapkan setiap siswa dapat berkembang menjadi individu yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga sehat secara emosional dan sosial. Kegiatan ini menjadi langkah awal yang penting dalam menciptakan generasi masa depan yang lebih baik dan lebih peduli terhadap sesama. Editor: Dewi Adelia (UC Delyn)

Mahasiswa PMM UMM Bangun Komunikasi Efektif Masyarakat Desa Suratmajan Melalui Edukasi dan Semarak Dirgahayu Indonesia

Suratmajan, 23 Agustus 2024 – Program Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Universitas Muhammadiyah Malang merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan secara berkelompok untuk memberikan manfaat kepada masyarakat sebagai bentuk perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah pengaplikasian Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Mahasiswa Kelompok 106 Gelombang 7 dengan dosen pembimbing Arum Martikasari, M.Med.Kom ini berkolaborasi dengan Desa Suratmajan, Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan dalam membangun komunikasi efektif masyarakat desa melalui edukasi dan semarak dirgahayu Indonesia. Kolaborasi yang dilakukan mulai dari 18 Juli hingga 25 Agustus tersebut bertujuan sebagai bentuk kontribusi mahasiswa dalam membangun kesadaran dan keterampilan masyarakat Desa Suratmajan terkait dengan mitigasi bencana kebakaran, aktivasi saluran komunikasi posyandu, sosialisasi perkenalan kampus Universitas Muhammadiyah Malang di SMA Negeri 1 Maospati dan juga mempererat tali persaudaraan antara warga desa dengan berpartisipasi dalam kegiatan hiburan pada hari kemerdekaan. Melalui PMM ini kelompok 106 berkolaborasi dengan masyarakat Desa Suratmajan agar dapat menjalin komunikasi secara efektif dengan menerapkan teori komunikasi yang sudah dipelajari selama masa perkuliahan. Aktivasi saluran komunikasi posyandu menjadi salah satu program yang dilakukan untuk meningkatkan awareness masyarakat Desa Suratmajan terkait dengan program- program yang diadakan oleh posyandu.  Selain itu, kelompok juga memberikan edukasi terkait mitigasi bencana kebakaran bersama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta UPTD Pemadam Kebakaran Kabupaten Magetan kepada siswa-siswi Sekolah Dasar Negeri Suratmajan. Edukasi pencegahan dan penyuluhan Damkar Magetan menekankan pentingnya melibatkan masyarakat dalam upaya pencegahan kebakaran. “Kegiatan ini merupakan upaya untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana kebakaran. Dengan pengetahuan yang mereka peroleh, harapannya menjadikan mereka pelopor keselamatan di lingkungan sekitar,” Salah satu siswa SDN Suratmajan, Diko, dengan antusias mengungkapkan apresiasinya terhadap acara tersebut. Selain melakukan aktivasi saluran komunikasi dan kegiatan edukasi, kelompok 106 juga menampilkan penayangan film karya Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu bentuk kontribusi sebagai mahasiswa untuk memberikan informasi kepada siswa-siswi SMA Negeri 1 Maospati agar dapat mempersiapkan diri sebelum memasuki perguruan tinggi yang mereka pilih. Kegiatan sosialisasi ini mendapatkan respon antusiasme dari seluruh siswa-siswi SMA Negeri 1 Maospati. Salah satu bentuk kontribusi sebagai mahasiswa dengan memberikan informasi kepada siswa-siswi SMA Negeri 1 Maospati agar dapat mempersiapkan diri sebelum memasuki perguruan tinggi. Kegiatan sosialisasi ini mendapat antusiasme tinggi dari siswa/i SMA Negeri 1 Maospati. Budi Setiawan, Waka Kurikulum SMAN 1 Maospati, mengapresiasi upaya mahasiswa PMM Kelompok 106 Universitas Muhammadiyah Malang dalam meningkatkan pengetahuan dan kesiapan siswa menghadapi masa depan. “Kami berterima kasih atas inisiatif dari mahasiswa atas informasinya. Hal ini sangat penting untuk membantu mereka dalam memilih sekolah lanjutan di masa depan,” ucapnya. Dengan adanya kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Kelompok 106 ini, diharapkan dapat memberikan manfaat dan dampak yang baik kepada seluruh masyarakat Desa Suratmajan, Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan, dalam membangun komunikasi yang efektif melalui berbagai kegiatan yang diadakan. Ketua kelompok PMM, Fheroz Ridzitz-Q, mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk untuk memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Editor: Dewi Adelia (UC Delyn)

Merayakan Kemerdekaan: Acara Agustusan Seru ala Kelompok 86

Bulan Agustus adalah waktu yang penuh makna bagi seluruh rakyat Indonesia, karena pada tanggal 17 Agustus dimana memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Di MI Thoriqussaadah, perayaan Agustusan bukan hanya sekadar ritual tahunan, melainkan kesempatan untuk menanamkan nilai-nilai kemerdekaan dan nasionalisme kepada anak-anak melalui berbagai kegiatan yang seru dan mendidik. Salah satu cara terbaik untuk melibatkan anak-anak dalam perayaan ini adalah dengan mengadakan berbagai lomba dan permainan yang tidak hanya menyenangkan tetapi juga mendidik. Dalam artikel ini akan membahas berbagai lomba yang dapat diselenggarakan di MI Thoriqussaadah, menjelaskan bagaimana setiap lomba dapat dilaksanakan, serta manfaat dari kegiatan-kegiatan tersebut. Persiapan Acara Sebelum memulai perayaan kemerdekaan, penting untuk melakukan persiapan yang matang agar acara berjalan lancar dan sukses. Berikut adalah beberapa langkah yang perlu diambil: 1. Perencanaan Kegiatan Tentukan tema dan jenis lomba yang akan diadakan. Pastikan kegiatan yang dipilih sesuai dengan usia dan kemampuan anak-anak. Diskusikan dengan tim pengorganisir tentang berbagai lomba yang akan dilaksanakan, serta persiapkan materi dan perlengkapan yang diperlukan. 2. Pembentukan Panitia Bentuk tim panitia yang terdiri dari guru, dan perwakilan siswa. Tugas panitia termasuk mengatur acara, menyediakan perlengkapan, dan memastikan semua kegiatan berjalan sesuai rencana. 3. Pengadaan Perlengkapan Siapkan semua perlengkapan yang dibutuhkan untuk lomba, seperti balon, paku, karet gelang, dan alat-alat permainan lainnya. Pastikan semua perlengkapan aman dan sesuai dengan standar keselamatan. 4. Sosialisasi Acara Informasikan acara kepada anak-anak dan guru beberapa minggu sebelum perayaan. Gunakan berbagai media seperti poster, pengumuman di sekolah, dan media sosial untuk memastikan semua pihak terlibat dan memahami rincian acara. Daftar Lomba Seru untuk Anak-Anak 1. Lomba Memasukkan Paku dalam Botol Lomba ini merupakan tantangan menarik yang menguji keterampilan motorik halus dan ketelitian anak-anak. 2. Estafet Karet Pake Sedotan Lomba ini mengajarkan keterampilan menggunakan alat dan kerjasama tim. 3. Estafet Cup Pake Balon Permainan ini melatih keseimbangan dan koordinasi dengan cara yang menyenangkan. 4. Pecahkan Balon Permainan ini memberikan kesenangan dan meningkatkan keterampilan motorik kasar anak-anak. 5. Makan Kerupuk Lomba ini adalah permainan tradisional yang selalu dinantikan dalam perayaan 17an. 6. Wakul Kawat Lomba ini melatih ketangkasan dan kreativitas anak-anak dalam menggunakan alat sederhana. 7. Lomba Balap Kelereng Permainan ini merupakan tantangan yang menghibur dan menguji kecepatan serta ketangkasan. – Cara Bermain: Anak-anak harus menempatkan kelereng di sendok dan berlari dari titik awal ke garis finish tanpa menjatuhkan kelereng.  8. Culik-Culikan Balon Permainan ini melibatkan kecepatan dan keterampilan bekerja dalam tim. – Cara Bermain:Anak-anak dibagi dalam dua kelompok. Masing-masing kelompok harus merebut balon dari kelompok lawan dan mengantarkannya ke titik aman tanpa terkena “serangan” dari kelompok lawan. Penutup Merayakan kemerdekaan di MI Thoriqussaadah dengan berbagai lomba 17an adalah cara yang efektif untuk mengajarkan anak-anak tentang nilai-nilai kemerdekaan sambil memberikan mereka pengalaman yang menyenangkan dan mendidik. Setiap lomba dirancang untuk melibatkan anak-anak dalam aktivitas fisik dan mental yang bermanfaat, serta mempererat hubungan sosial di antara mereka. Dengan melibatkan anak-anak dalam kegiatan yang seru dan kreatif, kita tidak hanya merayakan hari kemerdekaan tetapi juga membantu mereka mengembangkan keterampilan penting dan membangun semangat kebanggaan terhadap negara. Selamat merayakan Agustusan dan semoga acara ini membawa keceriaan serta pembelajaran yang berarti bagi semua anak-anak MI Thoriqussaadah! Editor: Dewi Adelia (UC Delyn)

‘Gandheng Sedulur’ Ajak Remaja Disabilitas Bermain sambil Belajar

Malang, 19 Agustus 2024 – Demi mewujudkan penyandang disabilitas yang sadar untuk lebih menjaga diri mereka dari kasus pelecehan seksual. Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang melaksanakan aksi program edukasi terkait sex education bersama remaja penyandang disabilitas. Gandheng Sedulur merupakan kelompok 38 Gelombang 08 PMM ( Pengabdian kepada Masyarakat oleh Mahasiswa ) Bhaktiku Negeri Universitas Muhammdiyah Malang Tahun 2024 yang berisikan Mahasiswa Ilmu Komunikasi. Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah pengaplikasian Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Kelompok ini memiliki sebuah keresahan terkait banyaknya kasus pelecehan seksual dan juga tindakan negatif lainnya yang merujuk kepada penyandang disabilitas. Maka dari itu terbentuklah sebuah inovasi terhadap remaja penyandang disabilitas untuk lebih dapat memperhatikan kepentingan menjaga diri, penolakan ajakan negatif, dan pengaruh buruk dari lingkungan masyarakat dengan mengadakan sebuah program kerja yakni Sex Education Bersama Remaja Penyandang Disabilitas. Kelompok 38 juga melakukan sosialisasi kepada orang tua penyandang disabilitas agar terpenuhi akan pengetahuan serta dapat memberikan perlindungan kepada buah hati mereka dari kejahatan seksual.  Program kerja ini dilaksanakan dan bekerja sama dengan pihak “Omah Gembira” Omah Gembira merupakan sebuah Komunitas yang memiliki kepedulian besar terhadap Penyandang Disabilitas khususnya di Malang Raya. Riza Agung Pribadi, merupakan Founder dari Komunitas Omar Gembira. Komunitas ini memiliki relasi dengan beberapa mitra paguyuban penyandang disabilitas Malang Raya, yang dimana hal ini menjadi jembatan kelompok 38 untuk melaksanakan aksi dari program kerja yang akan kami laksanakan. Gandheng Sedulur telah melaksanakan Program kerja di berbagai daerah Malang Raya yakni di Lawang (Omah Latih Lawang), Pakis (Mutiara Hati), Sukun (Cahaya Kasih), Ngantang (SLB Bimantara), dan Wajak (Bina Harapan).  Gandheng Sedulur juga sempat melaksakan sosialisasi yang ditujukan kepada penyandang disabilitas beserta orang tua di daerah Tlogomas. Kelompok 38 bekerja sama dengan pihak Kelurahan Tlogomas yang dimana menjadi tempat untuk melaksanakan kegiatan sosialisasi tersebut. Gandheng Sedulur memanfaatkan media sosial seperti Instagram dan TikTok sebagai sarana untuk melaksanakan kampanye akan program kerja yang sudah dilaksanakan. Nama akun media Sosial kelompok 38 yaitu @gandheng.sedulur pada Instagram dan @pmm_umm38_gel.8 pada Tiktok. Konten video menarik akan dikemas secara informatif, edukatif, dan menarik sesuai dengan trend yang ada. Dengan program kerja yang sudah dilaksanakan. Gandheng Sedulur memiliki harapan agar kasus kejahatan seksual mengalami penurunan serta para Penyandang Disabilitas khususnya Remaja dapat lebih peduli serta menjaga diri dari pergaulan dan pengaruh buruk dari lingkungan masyarakat. Selain itu juga berharap, orang tua penyandang disabilitas dapat lebih memberikan pengawasan serta edukasi kepada buah hati mereka agar terhindar dari kasus ataupun tindakan kejahatan seksual. Keren ya, Kawan Muda! Editor: Dewi Adelia (UC Delyn)

Menumbuhkan Budaya Literasi pada Generasi Muda di Panti Asuhan LKSA ‘Aisyiyah oleh PMM UMM Kelompok 35 Gelombang 5  

Panti asuhan bukan hanya sekadar tempat berlindung bagi anak-anak yang kurang beruntung, tetapi juga berfungsi sebagai wahana penting dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan, termasuk budaya literasi. Di tengah era globalisasi dan digitalisasi seperti sekarang ini, kemampuan literasi tidak lagi menjadi pilihan, melainkan kebutuhan yang mendesak bagi generasi muda. Literasi bukan hanya sekadar kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga kemampuan untuk memahami, mengkritisi, dan memanfaatkan informasi secara efektif. Namun, realitanya, tidak semua anak memiliki akses yang memadai atau lingkungan yang mendukung untuk mengembangkan minat baca mereka. Kendala seperti keterbatasan sumber daya, kurangnya dukungan dari lingkungan sekitar, serta minimnya motivasi internal, menjadi tantangan yang perlu dihadapi.  Oleh karena itu, program PMM Universitas Muhammadiyah Malang Kelompok 35 Gelombang 5 yang dibimbing oleh bapak Ahmad Sulaiman, S.Psi., M.Ed yang beranggotakan Anindya Intania Putri Y (202210110311217), Nindiantika Nur Muriza (202210110311349), Muhammad Subhan Hadi (202210110311367), Adib Fuadil Khairi (202210110311374), dan Zata Fadhila (202210110311379), untuk tidak hanya menyediakan akses terhadap bahan bacaan, tetapi juga mengembangkan strategi yang inovatif dan efektif dalam menumbuhkan minat baca di kalangan anak-anak dan remaja. Dengan pendekatan yang tepat, panti asuhan dapat menjadi tempat di mana anak-anak tidak hanya berlindung, tetapi juga tumbuh menjadi individu yang literate dan siap menghadapi tantangan masa depan. Literasi tidak hanya tentang kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga mencakup pemahaman dan pemanfaatan informasi secara kritis. Di panti asuhan, anak-anak dan remaja seringkali memiliki keterbatasan dalam mengakses bahan bacaan yang berkualitas. Tanpa literasi yang baik, mereka bisa terhambat dalam pengembangan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan kreatif yang sangat dibutuhkan di masa depan. Oleh karena itu, menumbuhkan budaya literasi sejak dini menjadi salah satu langkah penting untuk memastikan mereka memiliki bekal yang cukup dalam menghadapi tantangan dunia modern.  Budaya literasi di kalangan generasi muda merupakan pondasi penting untuk membangun masyarakat yang berpengetahuan dan kritis. Di era globalisasi dan digitalisasi, literasi bukan hanya tentang kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga mencakup kemampuan memahami, menganalisis, dan menggunakan informasi secara efektif. Generasi muda yang literate memiliki keunggulan dalam menghadapi tantangan dunia modern, seperti mengolah informasi dari berbagai sumber, berpartisipasi dalam diskusi yang konstruktif, dan mengambil keputusan yang tepat berdasarkan data yang valid.  Pentingnya budaya literasi juga terletak pada peranannya dalam membentuk karakter dan kepribadian anak muda. Melalui literasi, mereka dapat mengembangkan wawasan yang lebih luas tentang dunia, memahami perspektif yang berbeda, dan membangun empati terhadap orang lain. Literasi juga memungkinkan generasi muda untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat, yang tidak hanya terbatas pada pengetahuan yang diajarkan di sekolah, tetapi juga mengeksplorasi dan memahami dunia secara mandiri. Selain itu, budaya literasi juga berperan dalam meningkatkan daya saing bangsa di kancah global.  Generasi muda yang memiliki kemampuan literasi yang baik akan lebih siap untuk berinovasi, beradaptasi dengan perubahan, dan menciptakan solusi kreatif terhadap permasalahan yang dihadapi. Mereka tidak hanya menjadi konsumen informasi, tetapi juga produsen pengetahuan yang mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Namun, pentingnya budaya literasi tidak bisa dilepaskan dari peran keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam mendukung pengembangan minat baca di kalangan anak-anak dan remaja. Peran ini bisa diwujudkan melalui penyediaan akses terhadap bahan bacaan yang berkualitas, serta menciptakan lingkungan yang mendorong rasa ingin tahu dan minat belajar. Dengan demikian, budaya literasi tidak hanya menjadi tanggung jawab individu, tetapi juga merupakan tanggung jawab kolektif dalam membangun generasi muda yang cerdas, kritis, dan berdaya saing tinggi. Strategi Meningkatkan Literasi Membaca di Panti Asuhan LKSA Aisyah, antara lain: Meningkatkan literasi membaca di kalangan anak-anak dan remaja di Panti Asuhan LKSA Aisyah bukanlah tugas yang mudah, tetapi juga bukan sesuatu yang mustahil. Dengan strategi yang tepat, seperti menyediakan perpustakaan yang menarik, mengadakan program membaca terjadwal, berkolaborasi dengan komunitas literasi, mengadakan lomba bertema literasi, memanfaatkan teknologi digital, dan memberikan teladan yang baik, budaya literasi dapat tumbuh dengan subur. Literasi yang baik akan membuka jendela dunia bagi anak-anak panti asuhan, memberi mereka pengetahuan dan keterampilan yang akan berguna dalam kehidupan mereka di masa depan. Menumbuhkan budaya literasi kepada generasi muda di Panti Asuhan LKSA ‘Aisyiyah oleh PMM UMM Kelompok 35 Gelombang 5 merupakan sebuah langkah strategis dalam membentuk karakter anak-anak yang gemar membaca dan berpikir kritis. Kegiatan ini berfokus pada peningkatan minat baca anak-anak melalui berbagai aktivitas yang menarik dan edukatif. Dengan metode pengajaran yang interaktif, kelompok PMM UMM ini berusaha untuk membuat literasi menjadi hal yang menyenangkan, sehingga anak-anak tidak merasa terbebani namun justru merasa termotivasi untuk terus belajar. Melalui pendekatan yang berpusat pada anak, PMM UMM Kelompok 35 Gelombang 5 menyelenggarakan berbagai kegiatan seperti membaca bersama, diskusi buku, dan pembuatan karya tulis sederhana.  Aktivitas-aktivitas untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis, tetapi juga melatih kemampuan anak-anak dalam berpikir analitis dan kritis. Hal ini sangat penting dalam membekali mereka dengan keterampilan yang dibutuhkan di masa depan, baik dalam pendidikan formal maupun dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, kolaborasi dengan pengasuh dan pengelola panti asuhan menjadi kunci sukses dalam pelaksanaan program ini. Melalui dukungan penuh dari pihak panti, PMM UMM mampu menciptakan lingkungan yang kondusif untuk literasi. Anak-anak yang sebelumnya kurang berminat dalam kegiatan membaca menjadi lebih antusias berkat suasana yang hangat dan suportif.  Dengan demikian, budaya literasi secara perlahan tumbuh dan menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari anak-anak di panti. Kesuksesan program ini tidak hanya terlihat dari peningkatan minat baca, tetapi juga dari dampak jangka panjang yang diharapkan. Dengan menanamkan budaya literasi sejak dini, diharapkan anak-anak di Panti Asuhan LKSA ‘Aisyiyah akan tumbuh menjadi individu yang berpengetahuan luas, kritis, dan siap menghadapi tantangan global.  Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah pengaplikasian Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Melalui ini, PMM UMM Kelompok 35 Gelombang 5 telah memberikan kontribusi nyata dalam upaya menciptakan generasi muda yang cerdas dan literat. Editor: Dewi Adelia (UC Delyn)

HUT RI ke-79: Ibu-Ibu PKK dan PMM UMM Kelompok 35 Jalin Sinergi untuk Persiapan 17 Agustus

Peringatan HUT RI ke-79 di Dusun Beru tahun ini terasa lebih istimewa dengan keterlibatan aktif ibu-ibu PKK dan mahasiswa PMM Universitas Muhammadiyah Malang Kelompok 35 Gelombang 5. Dibimbing oleh bapak Ahmad Sulaiman, S.Psi., M.Ed, kelompok yang beranggotakan Anindya Intania Putri Y (202210110311217), Nindiantika Nur Muriza (202210110311349), Muhammad Subhan Hadi (202210110311367), Adib Fuadil Khairi (202210110311374), dan Zata Fadhila (202210110311379) mengikuti berbagai kegiatan persiapan 17 Agustusan. Dengan semangat gotong royong, mereka bahu-membahu menyukseskan rangkaian acara yang bertujuan untuk memeriahkan Hari Kemerdekaan. Ibu-ibu PKK, sebagai tulang punggung komunitas, tidak hanya terlibat dalam persiapan fisik seperti menghias lingkungan dan menyiapkan perlengkapan lomba, tetapi juga dalam mendukung moral dan semangat warga dusun untuk turut berpartisipasi. Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah pengaplikasian Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Kolaborasi antara mahasiswa PMM UMM dan ibu-ibu PKK dalam mempersiapkan perayaan ini menjadi contoh nyata dari sinergi yang produktif antara generasi muda dan orang tua. Para mahasiswa memberikan sentuhan kreatif dalam menyusun acara, termasuk menginisiasi lomba-lomba edukatif yang bertujuan menumbuhkan semangat nasionalisme di kalangan anak-anak dan remaja. Sementara itu, pengalaman dan kearifan lokal dari ibu-ibu PKK membantu memastikan bahwa setiap kegiatan tetap selaras dengan budaya dan tradisi setempat, menciptakan suasana perayaan yang meriah sekaligus sarat makna. Selain mempersiapkan lomba dan dekorasi, para peserta juga terlibat dalam berbagai kegiatan sosial yang memperkuat rasa kebersamaan. Misalnya, bersama-sama mereka memasak hidangan tradisional untuk dinikmati bersama saat puncak acara, sebuah simbol persatuan dan kerukunan yang terus dijaga di tengah perkembangan zaman. Kegiatan ini tidak hanya memupuk rasa cinta tanah air, tetapi juga mempererat hubungan antarwarga, menciptakan solidaritas yang kuat di antara masyarakat Dusun Beru. Puncak peringatan HUT RI ke-79 di Dusun Beru berlangsung meriah dengan kehadiran warga dari berbagai kalangan usia yang semuanya turut berpartisipasi dalam kemeriahan acara. Keterlibatan ibu-ibu PKK dan mahasiswa PMM UMM dalam persiapan ini membuktikan bahwa semangat kemerdekaan masih hidup dan terus diwariskan dari generasi ke generasi. Semangat ini diharapkan dapat terus tumbuh dan menginspirasi kegiatan-kegiatan lain yang bermanfaat bagi masyarakat, sekaligus menjadi momen refleksi tentang pentingnya menjaga dan mengisi kemerdekaan dengan hal-hal positif. Kegiatan untuk memperingati 17 agustus yang dipelopori oleh ibu-ibu PKK Dusun Beru ini mencakup berbagai aspek, salah satu kegiatan utama yang mereka persiapkan adalah lomba 17 Agustusan. Lomba-lomba ini merupakan bagian tak terpisahkan dari perayaan HUT RI dan selalu menjadi daya tarik bagi masyarakat. Mulai dari lomba tradisional seperti balap karung, makan kerupuk, hingga lomba modern seperti fashion show anak-anak dengan kostum kemerdekaan, semuanya disiapkan dengan sangat matang oleh ibu-ibu PKK. Persiapan lomba ini bukan hanya tentang mempersiapkan perlombaan itu sendiri, tetapi juga tentang menciptakan suasana yang penuh semangat dan kebahagiaan bagi seluruh warga dusun. Ibu-ibu PKK dengan cekatan mendekorasi tempat perlombaan, memastikan semua peserta mendapatkan kesempatan yang sama, dan bahkan mempersiapkan hadiah-hadiah sederhana namun bermakna bagi para pemenang. Selain itu, dalam rangka menyambut HUT RI ke-79, ibu-ibu PKK Dusun Beru juga mengadakan kegiatan bersih-bersih lingkungan. Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk mempercantik dusun menjelang perayaan, tetapi juga untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Mereka membersihkan jalan-jalan desa, menata tanaman di sekitar pekarangan rumah, dan mengadakan kampanye kebersihan kepada seluruh warga. Dengan gotong royong, ibu-ibu PKK menunjukkan bahwa kebersihan adalah tanggung jawab bersama yang harus dijaga untuk menciptakan lingkungan yang nyaman dan asri. Lebih dari sekadar persiapan lomba dan kebersihan, ibu-ibu PKK juga mengadakan pengajian dan doa bersama sebagai bentuk syukur atas nikmat kemerdekaan yang telah diberikan kepada bangsa Indonesia. Pengajian ini diikuti oleh seluruh anggota PKK dan warga dusun, menjadi momen refleksi dan pengingat bahwa kemerdekaan yang diraih oleh para pahlawan adalah sebuah anugerah yang harus disyukuri dan dijaga. Dalam pengajian ini, selain berdoa untuk keselamatan bangsa, mereka juga berdoa agar Dusun Beru terus diberikan kesejahteraan dan kedamaian. Selain kegiatan-kegiatan tersebut, ibu-ibu PKK Dusun Beru juga melaksanakan bakti sosial sebagai wujud kepedulian kepada sesama warga. Bakti sosial ini berupa pembagian sembako kepada warga yang kurang mampu, yang diharapkan dapat membantu meringankan beban hidup mereka, terutama di masa perayaan kemerdekaan. Dengan kegiatan ini, ibu-ibu PKK ingin menunjukkan bahwa semangat kemerdekaan bukan hanya tentang merayakan, tetapi juga tentang berbagi dan peduli terhadap sesama. Mereka berharap, melalui bakti sosial ini, seluruh warga Dusun Beru dapat merasakan kebahagiaan yang sama dalam merayakan kemerdekaan Indonesia. Keterlibatan ibu-ibu PKK dalam berbagai kegiatan ini menunjukkan bahwa mereka adalah pilar penting dalam menjaga dan memperkuat semangat kebersamaan di tengah masyarakat. Dengan segala persiapan dan kegiatan yang mereka lakukan, ibu-ibu PKK Dusun Beru tidak hanya berhasil memeriahkan HUT RI ke-79, tetapi juga berhasil menumbuhkan rasa cinta tanah air dan gotong royong di tengah masyarakat. Mereka membuktikan bahwa perayaan kemerdekaan bisa menjadi lebih bermakna ketika diisi dengan kegiatan-kegiatan positif yang melibatkan seluruh warga, dan bahwa setiap orang memiliki peran penting dalam menjaga semangat kemerdekaan tersebut. Editor: Dewi Adelia (UC Delyn)

Mengubah Sampah Plastik Menjadi Barang Bernilai Guna

Kelompok PMM Bhaktiku Negeri meluncurkan sebuah program pengelolaan sampah anorganik yang bertujuan untuk mengurangi dampak sampah plastik dengan mendaur ulangnya menjadi produk-produk berguna. Dengan dukungan dari Mochamad Aan Sugiharto,M.Sosio, sebagai Dosen Pembimbing Lapang(DPL), Kelompok 31 Gelombang 4 Melancarkan kegiatan ini di TK Darul Aqsho, Desa,Tlekung, Kota Batu. Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah pengaplikasian Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Melalui kesempatan ini, Nidia Daradinanti Erditha (Akuntansi), Meliana Putri Devinta(Akuntansi), Yuniar Syahrani Vadilah (Akuntansi),  Fitriana (Psikologi), dan Arisya Fatiha Azzahra (Hukum) berkolaborasi untuk mengembangkan kreativitas melalui pembuatan pot dari sampah plastik. Bersama dengan 60 siswa-siswi TK Darul Aqsho, mahasiswa PMM mendaur ulang sampah-sampah dari botol plastik untuk diubah menjadi sebuah pot yang akan digunakan sebagai media untuk menanam tanaman sayur-sayuran. Aktivitas ini tidak hanya mengajarkan pentingnya pengelolaan sampah, tetapi juga memberikan nilai guna tambahan dengan memanfaatkan pot-pot tersebut sebagai media untuk menanam. Bukan hanya itu, setelah menyulap botol plastik menjadi pot, Kelompok 31 mengajak anak-anak TK Darul Aqsho untuk mengecat pot-pot dengan warna merah dan putih. Mereka tampak sangat antusias dalam kegiatan inovatif ini. Para guru juga terlibat aktif dalam mendukung program kebersihan lingkungan yang digagas oleh Kelompok 31. Kegiatan ini berlangsung mulai tanggal 5 Agustus 2024 hingga 7 Agustus 2024. Melalui kegiatan ini, kelompok 31 ingin membantu anak-anak TK Darul Aqsho untuk  mengembangkan kebiasaan menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Selain itu, kegiatan ini dapat mendorong motivasi anak-anak dalam mengembangkan cara yang inovatif dan kreatif dalam mengurangi limbah anorganik. Edukasi ini merupakan konsep recycle yang sangat bermanfaat dalam membantu anak memahami pentingnya menjaga lingkungan dan mengurangi sampah. Harapannya, kegiatan ini dapat mendorong anak-anak untuk membiasakan. perilaku peduli lingkungan dan meningkatkan tanggung jawab terhadap kebersihan dan kelestarian lingkungan sekitar, baik saat di rumah maupun di sekolah. Penulis: Dewi Adelia (UC Delyn)

Pemanfaatan Maggot dalam Penguraian Limbah Organik bagi UMKM

Kini, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang sedang berlomba-lomba menunjukan program inovatif. Seperti halnya dengan Kelompok 72 Gelombang 6 yang menawarkan solusi efektif dalam menguraikan sampah organik bagi pelaku UMKM di Kelurahan Tunjungsekar, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah pengaplikasian Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).  Dibawah bimbingan Ir Denar Regata Akbi, S.Kom.,M.Kom., sebagai Dosen Pembimbing Lapang (DPL), Yesi Eka Ananta S (Hukum), Muhammad Bintang R (Peternakan), Muhammad Johan A (Peternakan), Azahra Riswida A (Hukum), dan ⁠Sekar Ayu Amelia (Hukum) berkolaborasi dalam program edukasi pemanfaatan dan budidaya maggot sebagai salah satu langkah pengelolaan sampah organik. Kegiatan ini dilaksanakan pada 13 Agustus 2024 hingga 15 Agustus 2024 dengan mengajak masyarakat di Kelurahan Tunjungsekar untuk ikut berpartisipasi dalam edukasi ini. Lebih dari 10 orang yang hadir, menyambut dengan antusias inovasi dari para mahasiswa PMM yang membawakan program unggulannya.  Maggot atau Black Soldier Fly (BSF) sendiri adalah larva dari lalat yang menjadi agen pengurai dari limbah organik. Maggot juga dikenal karena kemampuannya dalam mengolah limbah organik menjadi produk yang berguna, seperti kompos dan pakan ternak, dengan efisiensi yang tinggi. Informasi lain juga disampaikan pada masyarakat Tunjungsekar seperti siklus hidup maggot, manfaatnya, hingga cara budidayanya.  Program ini memiliki tujuan untuk mengurangi limbah organik dan membuka peluang usaha bagi para pelaku UMKM di sektor pertanian dan peternakan dalam pemanfaatan maggot sebagai solusi inovatif. Melalui solusi ini, maggot dapat berperan signifikan dalam mengurangi dari produksi protein konvensional. Tujuan utama dari edukasi maggot adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya maggot dalam pengelolaan sampah organik dan pemanfaatannya sebagai sumber protein alternatif. Dengan edukasi ini diharapkan untuk kelurahan tunjungsekar semakin banyak masyarakat yang tertarik dan terlibat dalam budidaya maggot, sehingga dapat berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan. Penulis: Dewi Adelia (UC Delyn)

PMM UMM Kenalkan Dasar-Dasar Fotografi dan Videografi kepada Anak-Anak Gubuk Baca Desa Sidorejo

Dalam upaya meningkatkan kreativitas visual anak-anak gubuk baca di Desa Sidorejo, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang, Kelompok 97 Gelombang 06 PMM Bhaktiku Negeri Pemberian Materi Edukatif berupa Pengenalan Kamera pada Kamis, 8 Agustus 2024 lalu. Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah pengaplikasian Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).  Kelompok yang terdiri atas Iqbal Avriellyan Azzura (Ilmu Komunikasi), Muhammad Ali Zaidan Ash Shiddiqin (Ilmu Komunikasi), Annisa Widhi Astuti (Ilmu Komunikasi), Nayla Helma Aziziya (Ilmu Komunikasi), dan Zahra Ayu Amalia (Ilmu Komunikasi), berinisiatif untuk menumbuhkan kreativitas anak-anak, memperluas wawasan mereka tentang dunia visual, dan memberikan keterampilan praktis yang berguna untuk digunakan di masa depan. Kelompok dibawah bimbingan Ibu Dian Ika Kusumaningtyas, M.Pd ini memperkenalkan prinsip-prinsip dan teknik dasar materi tentang kamera, jenis-jenis kamera, bagian-bagian penting, serta fungsinya menggunakan materi yang sederhana dan menarik agar lebih mudah untuk dipahami.  Selain pemaparan materi,anak-anak diajak untuk melihat langsung dan mencoba memegang kamera. Mereka diberikan kesempatan untuk memahami cara dasar menggunakan kamera, seperti mengatur fokus serta mengatur jarak dan sudut dalam pengambilan gambar. Kemudian, dilanjutkan dengan sesi praktik di mana anak-anak diberikan kesempatan untuk memotret satu sama lain. Mahasiswa PMM UMM mendampingi mereka dan memberikan arahan agar hasil foto yang diambil dapat lebih baik. Bukan hanya itu, komponen penting, seperti sesi tanya jawab dan diskusi juga dilakukan setelah melakukan praktik secara langsung. Sesi ini membantu memastikan bahwa anak-anak benar-benar memahami materi dan tidak meninggalkan kebingungan atau kesalahpahaman dari materi yang telah disampaikan. Mahasiswa juga memberikan apresiasi berupa hadiah kecil kepada anak-anak yang aktif berpartisipasi. Melalui kegiatan ini, Kelompok 97 mengharapkan dampak membawa dampak positif pada anak-anak. Selain itu, kegiatan ini merupakan bentuk memupuk minat dan bakat anak-anak dalam mengeksplorasi dunia fotografi serta videografi dengan memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan inspiratif. Editor: Dewi Adelia (UC Delyn)

Psikoedukasi: PMM UMM Sasarkan Orang Tua dan Remaja di Desa Polaman, Kalirejo

Desa Polaman, Kelurahan. Kalirejo, Kecamatan. Lawang, Kabupaten. Malang menjadi sasaran  Kelompok 106 Gelombang 1 PMM Bhaktiku Negeri dalam melaksanakan program pengabdian. Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah pengaplikasian Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).  Denttino Brilliant Darmawan (Psikologi) bersama keempat temannya, Khrisna Abyan Yahya (Psikologi), Abdol Rozaq Adi Putra (Psikologi), Ghina Safinatunnajah Afandi (Psikologi), Bagas Adriafmi Aryoza (Psikologi), melakukan program psikoedukasi yang menargetkan orang tua dan remaja setempat. Tema yang dibawakan oleh kelompok bertajuk “Psikoedukasi Parenting dan Manajemen Karir”, meliputi Psikoedukasi “Menjadi Orang Tua Yang Bijak”, Psikoedukasi “Manajemen Waktu Orang Tua”, Psikoedukasi “Manajemen Karir Untuk Remaja”, dan Psikoedukasi “Parenting di Era Digital”. Kelompok yang dibimbing oleh Bapak Jamroji S.Sos, M.Comms, ini dimulai sejak tanggal 22 Juli hingga 16 Agustus dengan melibatkan 2 RW, yakni RW 11 yang terdiri dari 4 RT dan RW 12 yang terdiri dari 3 RT. Masing-masing RT mendapatkan 3 kali psikoedukasi dengan beberapa subtema yang berbeda sebagai berikut: Media edukasi yang digunakan berupa PPT dan proyektor untuk mempermudah penyampaian. Dalam kegiatan ini terdiri dari 4-5 sesi yang setiap sesinya terdapat pretest untuk mengukur sejauh mana pengetahuan peserta sebelum diberi psikoedukasi. Selain itu, tanya jawab juga menjadi pelengkap dalam setiap sesi. Peserta yang hadir dari masing-masing RT adalah 10 orang. Pak Juwahir selaku Ketua RW 11 juga turut hadir hadir dalam acara ini. Sasaran utama dalam acara ini adalah para orang tua. Namun, remaja juga memiliki kesempatan untuk ikut berparsipasi dalam rangka merencanakan karir. Disamping itu, sempat bertepatan dengan kegiatan lomba agustusan, fasilitator juga mengadakan lomba yang melibatkan orang tua dan anak-anaknya. Melalui kegiatan ini, diharapkan orang tua dapat meningkatkan peran parenting dalam proses perkembangan anak, manajemen waktu dan teknologi yang dapat digunakan di era modern ini. Selain itu, Remaja yang ikut berpartisipasi, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dalam merencanakan karir.  Penulis: Dewi Adelia (UC Delyn)

Scroll to Top