Opini

Korupsi, Ternyata Nggak Cuman Soal Uang Loh!

Korupsi adalah kata-kata yang sudah tidak asing bagi masyarakat luas. Seringkali terdengar dalam pembicaraan, pemberitaan, maupun pelajaran. Secara umum, korupsi biasa diartikan sebagai tindakan merugikan dari oknum yang mengambil atau mencurangi hak orang lain. Sedang menurut salah seorang ahli, Azyumardi Mazhar, korupsi ialah segala tindakan gelap dan juga illegal demi keuntungan pribadi maupun kelompok. Seringkali kata korupsi ini berdampingan dengan keuangan dan harta benda, contohnya seperti oknum yang meraup sejumlah uang dengan cara ilegal atau bukan hak miliknya. Kasus-kasus seperti ini banyak terealisasikan, baik secara terang-terangan maupun tertutup. Adanya banyak kerugian dari tindakan ini menyebabkan korupsi menjadi hal yang penting untuk diperhatikan dan diberantas. Namun, tahukah jika korupsi tidak hanya soal keuangan dan harta berbentuk fisik lainnya? Korupsi dapat juga terlaksana pada aspek waktu, ilmu, informasi, dan lain sebagainya. Korupsi-korupsi ini sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari dan dapat terjadi baik disengaja maupun tidak sengaja. Contohnya, ketika memiliki janji kerja kelompok pada pukul sepuluh, namun baru datang pada pukul sebelas. Hal ini merupakan salah satu contoh dari korupsi waktu, yang mana mencurangi waktu selama satu jam, dan merugikan bagi anggota-anggota lainnya. Tak hanya itu, contoh lainnya ialah ketika diberikan informasi atau ilmu dan diminta untuk menyampaikan kepada teman-teman lainnya, ternyata informasi yang diberi hanya setengah dan sisanya disimpan sendiri agar ilmu tersebut hanya berkembang pada dirinya. Contoh peristiwa tersebut juga dapat diklasifikasikan kepada korupsi informasi atau korupsi ilmu. Hal-hal kecil seperti ini rupanya merupakan bentuk-bentuk kecil korupsi. Walaupun terlihat tak berarti, namun, hal ini jika dibiarkan dapat menimbulkan kebiasaan curang dan tidak menghargai apa yang seharusnya menjadi hak bersama maupun orang lain. Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit dapat dikatakan tepat untuk menggambarkan kondisi ini, jika terus dibiarkan, kebiasaan-kebiasaan yang tak seharusnya, ditakutkan dapat menciptakan kondisi yang normal atau menormalisasi terjadinya tindakan semacamnya. Sehingga, tak menutup kemungkinan adanya rasa maklum akan tindakan korupsi yang lebih besar lagi. Maka dari itu, dalam mencegah, mengobati, dan menghindari adanya korupsi, dapat dimulai dari diri sendiri, agar tidak membiasakan atau mendekati adanya tindakan-tindakan korupsi.

Tantangan Radio Sebagai Media Di Tengah Perkembangan Internet

Radio merupakan salah satu jenis media massa satu arah yang bertujuan untuk menyampaikan pesan berupa berita, informasi, dan hiburan kepada masyarakat luas. Radio sendiri mengalami proses perkembangan yang cukup lama sebelum menjadi media komunikasi satu arah seperti saat ini (RG, 2018). Pada 1906, radio mulai berkembang sebagai media massa di Amerika Serikat. Hal itu ditemukan, oleh Dr. Lee De Forest dan dijuluki sebagai “The Father of Radio”. Pada maret 1923 sudah ada 556 stasiun radio dan pada 1926 berdiri NBC Radio (National Broadcasting Company) sebagai stasiun radio dengan jangkauan yang luas dan muncul juga pesaingnya yaitu CBS (Columbia Broadcast System). Sejak saat itu radio mulai berkembang ke negara lain seperti Inggris, Perancis, USSR, Jepang, dan China. Saat itu radio masih menggunakan Amplitude Modulation (AM), lalu Prof, E H Amstrong dari Columbia University memperkenalkan Frequency Modulation (FM) pada tahun 1933. Di Indonesia sendiri kepenyiaran radio lahir pada 1925 yang bernama Bataviasche Radio Vereeniging (BRV) dan kemudian muncul beberapa stasiun radio lainnya hingga NIROM (Nederlandsch-Indische Radio Omroep Maatschappij) yang terkenal di era kolonial Belanda (Kominfo, 2021). Di masa awal kemerdekaan RRI muncul kepermukaan pada 11 September 1945 dan diperingati sebagai hari radio nasional. Di seiring berkembangnya zaman, radio menjadi media massa yang masih bertahan sampai sekarang ditengah berkembangnya video digital dan internet. Pada era 1970an hingga 1980an radio bersaing dengan televisi yang saat itu mulai hype karena televisi saat itu sudah mulai berwarna. Lagu dari The Buggles yang berjudul Video Killed the Radio Stars, dimana radio yang masih mempertahankan suara saja sudah terancam terhadap berkembangnya teknologi televisi. Akan tetapi radio masih didengar oleh generasi saat itu dan bahkan menjadi semakin dicintai pada era 90an hingga 2000an. Di era saat ini, internet menjadi sarana utama untuk mendapatkan informasi, berita, dan hiburan yang lebih ter-update. Hal ini bukan menjadi ancaman yang serius untuk radio. Media kepenyiaran radio saat ini mulai berinovasi dengan menggunakan internet sebagai media mereka dengan mengeluarkan internet radio streaming. Jangkauannya pun jauh lebih luas tidak hanya disatu kota saja, bahkan bisa didengar oleh masyarakat dunia. Selain itu muncul radio satellite seperti SiriusXM untuk jangkauan yang lebih jauh. Tentu radio akan selalu berusaha berinovasi lebih baik dan mengikuti perkembangan zaman. Internet bukan menjadi penghalang untuk kepenyiaran radio, malahan internet menjadi cara kepenyiaran radio untuk meraih jangkauan yang lebih luas. Penulis : Akbar Bagaskara Radian Prasetyo.

Scroll to Top