Mahasiswa PMM UMM Usung Program ‘Menciptakan Generasi Emas’ di SDN 015 Sangatta Utara

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melaksanakan program Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) sebagai wujud nyata kontribusi mereka dalam mengabdi kepada Masyarakat. Program yang digelar di SDN 015 Sangatta Utara ini, mengusung tema “Menanamkan Pola Hidup Sehat dan Produktif Sejak Dini Guna Menciptakan Generasi Emas”. Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Tujuan dari program ini adalah memberikan edukasi kepada siswa-siswi SDN 015 Sangatta Utara tentang pentingnya menerapkan pola hidup sehat dan produktif dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menanamkan nilai-nilai tersebut sejak dini, diharapkan siswa dapat tumbuh menjadi generasi yang sehat, cerdas, dan mampu memberikan kontribusi positif bagi Masyarakat di masa depan. Salah satu kegiatan yang menjadi sorotan dalam program ini adalah kegiatan sosialisasi tentang pentingnya menjaga kebersihan. Dalam kegiatan ini mahasiswa memberikan edukasi mengenai cara mencuci tangan dengan benar, serta bagaimana merawat kebersihan lingkungan sekitar. Para siswa terlihat sangat antusias dan aktif dalam mengikuti setiap sesi yang disampaikan. Tak hanya fokus pada kesehatan, program ini juga mengajarkan siswa untuk menjadi individu yang produktif. Salah satu kegiatan yang juga diberikan oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) adalah tentang manajemen waktu, kegiatan ini mengajarkan para siswa, cara mengatur jadwal harian mereka agar dapat memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Hal ini diharapkan dapat membantu mereka menjadi pribadi yang disiplin dan terorganisir. Kegiatan produktif lainnya yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) adalah senam pagi bersama. Kegiatan senam pagi ini bersama ini, diadakan untuk seluruh siswa dan guru di SDN 015 Sangatta Utara. Bukan hanya bertujuan untuk menjaga kesehatan fisik saja, namun juga untuk mempererat hubungan antara mahasiswa dan siswa. Program Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini merupakan wujud nyata dari komitmen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dalam mencetak generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga peduli terhadap kesehatan dan produktivitas. Dengan menanamkan pola hidup sehat dan produktif sejak dini, diharapkan generasi mendatang akan tumbuh menjadi individu yang berkualitas dan mampu bersaing. Melalui program PMM ini, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berharap dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi siswa-siswi di SDN 015 Sangatta Utara. Diharapkan, pola hidup sehat dan produktif yang diajarkan dapat terus dipraktikkan oleh para siswa dalam kehidupan sehari-hari mereka. Program ini juga menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa UMM siap berkontribusi untuk menciptakan generasi emas yang sehat, cerdas, dan berkarakter. Editor: Dewi Adelia (UC Delyn)

Pemberdayaan Kearifan Lokal, UMKM Besek Ikan dari Bambu jadi Sasaran PMM UMM

Kelompok 15 Gelombang 3 melakukan pendampingan UMKM besek ikan dari bambu di Desa Bukor, Bondowoso pada Jumat, 2 Agustus 2024. Pendampingan ini merupakan bentuk pendekatan Kelompok 15 dalam melakukan pemberdayaan masyarakat melalui Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM). Kegiatan yang dilakukan mulai dari 18 Juli hingga 19 Agustus ini, merupakan bentuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang. Program unggulan yang menarik ini dicetuskan oleh kelompok yang beranggotakan Cika Patricia Kalila (Ilmu Keperawatan), Nabila Maisaroh (Ilmu Keperawatan), Nadya Dinik Pratami (Ilmu Keperawatan), Nuri Hestiya Yunita (Ilmu Keperawatan), dan Farel Cheri Sisnadia (Ilmu Keperawatan). Mereka dibina langsung oleh Evi Dwi Wahyuni S.Kom.,M.Kom, sebagai Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) dan dibawah naungan Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM). Pengabdian yang dilakukan di Desa Bukor, Kec. Wringin, Kab. Bondowoso ini, ditargetkan untuk menggali lebih dalam tantangan yang dihadapi oleh pelaku usaha di daerah tersebut. Sasaran dari kelompok 15 sendiri adalah UMKM “Besek Ikan dari Bambu”. Hal ini dikarenakan mayoritas warga Desa Bukor adalah produsen dan pengepul besek ikan bambu. Tidak hanya sampai di situ, Kawan Muda. Kelompok 15 juga berkunjung langsung ke salah satu rumah pelaku usaha besek ikan dari bambu, yakni Mbak Rini. Di sana, Kelompok 15 juga ikut serta membantu proses pemotongan bambu dan proses penganyaman. Dalam proses ini, dibutuhkan ketelatenan dan keahlian untuk membentuk besek yang memiliki presisi yang tinggi.  Menurut penuturan Mbak Rini dalam sehari biasanya mampu menghasilkan sekitar 100-150 besek. Setelah besek terkumpul banyak besek akan diambil oleh pengepul untuk diberikan ke agen. Untuk harga dari besek ini disesuaikan dengan ukuran besek ( kecil, sedang, dan besar). Namun untuk harga umumnya berada di kisaran harga Rp25.000  Melalui kunjungan ini, Kelompok menjadi lebih paham terkait dengan kesulitan dan tantangan yang dihadapi oleh UMKM tersebut. Harapannya, melalui identifikasi masalah ini, dapat menjadi tonggak awal untuk kapasitas produksi  dengan teknologi baru, agar produk yang dihasilkan semakin efisien, menarik, dan memiliki nilai tambah. Penulis: Dewi Adelia (UC Delyn)

Menyongsong PHBS dengan Praktek Menyaring Air Kotor Menjadi Air Bersih

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan seseorang untuk menjaga kebersihan dan dan kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. Merubah pola perilaku hidup bersih dan sehat harus dimulai sedini mungkin. Melalui Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM),  kelompok 42 gelombang 6 mendorong kegiatan PHBS di SDN 3 Sumberporong, Krajan Selatan, Kabupaten Malang. Kegiatan ini adalah bentuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang Kelompok ini, terdiri dari Nadiva Shabrina Putri (202210040311330), Deviana Putri Varelita Effendi (202210040311337), Daffa Haikhal Fiqih Hartanto (202210040311322), Raihan Danar Prastiya (202210040311331) dan Muhammad Rinjani Arifin (202310040311255) yang merupakan mahasiswa jurusan ilmu komunikasi. Mereka dibimbing langsung oleh Bapak Awan Setia Dharmawan, M.Si selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL). Bentuk dari program PHBS sendiri, dilakukan melalui praktek penyaringan air kotor menjadi air bersih menggunakan alat dan bahan yang sederhana yang mudah ditemukan di sekitar, seperti botol bekas, batu, arang, pasir, kapas, dan tisu. Prinsip circular economy, yakni reuse (menggunakan kembali) diterapkan dalam program ini. Kegiatan yang dilakukan pada Senin, 12 Agustus 2024 ini, dilakukan bersama dengan Siswa-Siswi kelas 5 SDN 3 Sumberporong. Melalui praktek yang inovatif ini, mereka menjadi sangat antusias melihat proses air yang kotor dan keruh menjadi lebih bersih, seperti melakukan sulap. Proses tersebut disebut dengan Filtrasi. Dalam proses tersebut, air yang memiliki padatan atau koloid akan tersaring melalui bahan-bahan yang telah disusun dari atas ke bawah, mulai dari yang memiliki pori-pori besar hingga ke bahan yang memiliki pori-pori kecil. Selain menurunkan tingkat kekeruhan dari air, nyatanya, metode penyaringan atau filtrasi ini dapat menghilangkan bau dan juga warna. Untuk menambah antusiasme siswa-siswa, kelompok 42 membagi siswa kelas 5, menjadi beberapa kelompok, yang mana 1 kelompok berisikan 5 orang siswa untuk melakukan praktek penyaringan air kotor menjadi bersih secara langsung. Melalui agenda ini, kelompok 42 ingin menunjukkan salah satu contoh mendapatkan air bersih melalui penyaringan. Air bersih sendiri menjadi komponen yang sangat berpengaruh bagi kegiatan PHBS.  Kalo PHBS versi Kawan Muda, gimana, nih? Penulis: Dewi Adelia (UC Delyn)

Implementasi Metode Montessori dengan Media Ular Tangga di TK Dharma Wanita Persatuan 01 Wonosari oleh Kelompok 65 PMM Bhaktiku Negeri

Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) adalah bentuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan ini bertujuan untuk mengimplementasikan metode Montessori dengan memanfaatkan media ular tangga sebagai alat bantu pembelajaran. Dalam kegiatan ini, papan ular tangga yang digunakan tidak hanya berfungsi sebagai permainan, tetapi juga dilengkapi dengan berbagai pertanyaan dan tugas di setiap kotaknya. Setiap kotak pada papan ular tangga dirancang untuk menstimulasi keterampilan kognitif dan motorik anak-anak, serta memotivasi mereka untuk terlibat lebih dalam dalam pembelajaran sambil bermain. Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini dilakukan di TK Dharma Wanita Persatuan 01 Wonosari yang terletak di Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang pada Rabu, (31/07/2024). Dengan kelompok 65 gelombang 5 yang beranggotakan: Annisa’Noor Fadillah (Teknik Sipil), Khoirun Nisai’ Ainun Na’imah (Teknik Sipil), Hilda Ali (Teknik Sipil), Diva Yusnanda Triaji (Teknik Sipil), dan Wahyu Prasetyo (Teknik Sipil), didampingi dengan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Luqman Dzul Hilmi, SE., MBA. Kelompok 65 memilih metode Montessori dengan media ular tangga ini, dikarenakan metode ini menggunakan proses pembelajaran yang menggabungkan unsur permainan dan edukasi, sehingga membuat anak-anak lebih menikmati proses belajar di kelas tanpa merasa bosan. Metode ini sangat cocok untuk Pendidikan anak usia dini dan juga lebih inovatif digunakan di TK Dharma Wanita Persatuan 01. Metode Montessori ini memiliki sejumlah manfaat yang signifikan, seperti : 1.) Metode ini dapat meningkatkan motivasi belajar anak dengan mengemas pembelajaran dalam bentuk permainan yang menyenangkan, sekaligus memicu perkembangan kognitif mereka.  2.) Metode ini juga melibatkan aktivitas fisik anak-anak, yang membantu dalam mengembangkan keterampilan motorik mereka. 3.) Setiap kotak pada papan ular tangga berisi pertanyaan atau tugas pembelajaran yang harus dijawab atau diselesaikan oleh peserta didik untuk melanjutkan permainan. Ini membantu mengasah keterampilan berpikir kritis dan kemampuan mereka mengaitkan konsep dengan situasi sehari-hari. Dengan demikian, pembelajaran melalui media ular tangga ini tidak hanya efektif, tetapi juga menyenangkan dan bermanfaat bagi peserta didik. Sebelum kegiatan ini dilaksanakan, TK Dharma Wanita Persatuan 01 Wonosari menghadapi tantangan berupa pembelajaran yang monoton, di mana kegiatan yang dilakukan cenderung berulang, seperti menulis dan mewarnai di dalam kelas. Hal ini menyebabkan kejenuhan di kalangan peserta didik, sehingga diperlukan inovasi yang mampu membuat mereka lebih aktif dan menikmati proses belajar. Penerapan metode Montessori dengan media ular tangga dilakukan melalui beberapa tahapan. Anak-anak diajak untuk berbaris dan mengantri untuk bermain ular tangga, di mana permainan disiapkan oleh mahasiswa PMM. Peserta didik kemudian melempar dadu dan bergerak ke kotak sesuai dengan angka yang didapat. Di setiap kotak, mereka dihadapkan pada pertanyaan atau tugas yang harus diselesaikan sebelum melanjutkan permainan. Permainan ini dilakukan secara bergantian hingga akhirnya didapatkan pemenangnya. Selama kegiatan berlangsung, interaksi antara mahasiswa PMM dan peserta didik sangat aktif. Anak-anak menunjukkan antusiasme tinggi dan kegembiraan saat melempar dadu serta menyelesaikan tugas di setiap kotak. Para guru juga turut serta dalam mengarahkan dan memastikan anak-anak memahami setiap tugas yang diberikan. Respon positif terlihat dari semangat anak-anak yang saling mendukung dan menantikan giliran mereka dengan penuh antusiasme. “Terima kasih banyak atas permainan edukatif yang telah diberikan, sangat bermanfaat bagi TK kami,” ujar seorang guru di TK Dharma Wanita Persatuan 01 Wonosari. Hasil dari penerapan metode Montessori dengan media ular tangga ini sangat positif. Anak-anak tidak hanya menunjukkan peningkatan dalam motivasi belajar, tetapi juga dalam kemampuan berpikir kritis dan keterampilan motorik. Mereka menjadi lebih aktif dan berpartisipasi penuh dalam kegiatan pembelajaran, yang sebelumnya sering dianggap monoton. Suasana belajar yang lebih menyenangkan ini juga mendorong perkembangan sosial anak-anak, di mana mereka belajar tentang kerja sama dan antrian saat bermain. Secara keseluruhan, penerapan metode Montessori dengan media ular tangga di TK Dharma Wanita Persatuan 01 Wonosari oleh kelompok 65 PMM Bhaktiku Negeri Gelombang 5 berhasil membawa perubahan positif dalam proses pembelajaran anak-anak. Dengan menggabungkan unsur permainan dan edukasi, metode ini terbukti efektif dalam mengatasi kebosanan dan meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Partisipasi aktif anak-anak serta respon positif dari guru dan siswa menunjukkan bahwa metode ini tidak hanya meningkatkan hasil belajar, tetapi juga memberikan pengalaman yang menyenangkan dan bermanfaat bagi perkembangan anak usia dini. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi penerapan metode pembelajaran yang lebih inovatif dan interaktif di masa depan. Wah, Gebrakan yang sangat menarik, ya, Kawan Muda! Editor: Dewi Adelia (UC Delyn)

Ciptakan Inovasi Teh Sehat dari Bunga Telang: Kelompok PMM UMM Ajak Ibu-ibu PKK Ikut Serta 

Membahas tentang inovasi, tim Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) selalu membawa gebrakan yang unik untuk dibahas. Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang. Sama halnya dengan Kelompok 70 Gelombang 03, yang membawakan program unggulannya berupa inovasi teh sehat dari Bunga Telang ke masyarakat Desa Mulyoagung, Kabupaten Malang. Kelompok yang berasal dari mahasiswa jurusan ilmu hukum ini terdiri dari Hilya Andini Putri (202210110311096), Ardita Rifki Widya Nanda (202210110311068), Fasha Nur Violeta (202210110311078), dan Sumayyah Karimah Bin Agil (202210110311090). Mereka melakukan pembuatan teh Bunga Telang di salah satu rumah warga di Desa Mulyoagung, Dukuh Jetis, RT 02 RW 02, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Di bawah binaan Laela Hikmah Nurbatra, S.Pd., M.A, M.EdLead, selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Kelompok 70 melakukan sosialisasi pada warga Desa Mulyoagung, khususnya Ibu-ibu PKK RT 02 RW 02 pada Senin, 5 Agustus 2024 lalu. Materi yang disosialisasikan berisi tentang manfaat bunga telang dan pembuatan teh dari daun telang. Dalam pembuatan teh tersebut, ibu-ibu PKK di dampingi dan diarahkan langsung oleh seluruh anggota Kelompok 70. Sosialisasi ini,  memiliki tujuan untuk inovasi pembuatan teh sehat dari tumbuhan alami, yaitu Bunga Telang yang kaya akan manfaat bagi kesehatan dan mudah untuk di konsumsi. Berikut langkah-langkah pembuatan teh sehat dari Bunga Telang, antara lain: Cukup mudah, kan, Kawan Muda? Setelah kegiatan ini selesai, Kelompok 70 berharap, masyarakat desa bisa menerapkan pembuatan teh sehat yang kaya manfaat di rumah masing-masing. Selain itu, inovasi ini dapat membuka peluang dalam berwirausaha karena dari data yang ada, rata-rata mata pencaharian Desa Mulyoagung yaitu wiraswasta, wirausaha, dan guru. Penulis : Dewi Adelia

Mengubah Limbah Menjadi Aroma : Inovasi Mahasiswa PMM kepada Ibu-Ibu PKK Desa Tiron Kab. Kediri

Minggu, 11 Agustus 2024 kemarin, kelompok 5 gelombang 5 yang dibina oleh Dr. Muslikhati, S.E., M.E sebagai Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) ini melakukan sosialisasi mengenai pemanfaatan bahan organik sebagai bahan potpourri dan praktik pembuatan Potpourri yang disasarkan pada Ibu-Ibu PKK di Desa Tiron, Kab Kediri Kelompok pengabdian ini terdiri dari Agung Setya Abadi (Manajemen), ⁠Raka Tirta Putra Trianto (Ilmu Pemerintahan), ⁠Ahmad Fajar (Pendidikan Biologi), ⁠Balqis Syifa Mahira (Manajemen) dan ⁠Meisya Salsaluna (Manajemen). Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Universitas Muhammadiyah Malang. Acara yang diadakan di Gedung Balai Desa Tiron ini mendapatkan sambutan yang sangat hangat, dilihat dari antusiasme dari Ibu-Ibu PKK Desa Tiron yang menghadiri sosialisasi tersebut. Kelompok 5 memberikan sosialisasi materi tentang pemanfaatan bahan-bahan organik di lingkungan sekitar. Bukan hanya itu, kelompok 5 juga mengajak para audience untuk mempraktekkan langsung pembuatan potpourri dengan alat dan bahan yang sudah disiapkan oleh kelompok PMM.  Alat yang digunakan terbilang cukup sederhana, yaitu toples dan gunting. Sementara bahan yang digunakan adalah bunga mawar kering, bunga kenanga kering, daun pandan kering, kulit jeruk kering, cengkeh, kayu manis, dan minyak essential oil. Selain bahan-bahan tersebut, banyak sekali bahan-bahan organik yang bisa dimanfaatkan untuk melakukan kreasi saat membuat Potpourri di rumah, contohnya kulit jeruk, biji pinus, biji kopi, dsb. “Kami baru mengetahui tentang potpuri ini, ternyata sangat inovatif sekali ya. Biasanya, saya punya banyak bunga di rumah yang sudah layu, tetapi saya buang. Ternyata, bisa dimanfaatkan” menurut salah satu pastisipan dari kegiatan sosialisasi. Wewangian yang dihasilkan Potpourri dapat disesuaikan dengan selera Kawan Muda, lohh. Selain menjadi pengharum ruangan, Potpourri sendiri dapat dijadikan dekorasi dengan menempatkan campuran bahan-bahan organik yang cantik serta wadah yang menarik. “Terima kasih sudah memberikan ilmu kepada kami. Semoga inovasi ini dapat membantu meningkatkan pendapatan Desa Tiron di sektor UMKM. Apalagi dengan adanya Bandara Dhoho yang saat ini sudah dibangun dan lokasinya dekat dengan Desa Tiron, mungkin inovasi produk ini bisa dibuat oleh-oleh” ujar salah satu dari ibu-ibu PKK Desa Tiron, setelah menerima sosialisasi tentang pembuatan Potpourri. Dari kegiatan sosialisasi ini, banyak sekali feedback positif yang diberikan oleh peserta yang ikut berpartisipasi. Kelompok 5 sangat mengharapkan, kegiatan ini dapat memberikan inovasi baru tentang pemanfaatan bahan-bahan organik sebagai bahan dasar pembuatan Potpourri. Selain itu, pembuatan Potpourri ini jug dapat membuka peluang dalam meningkatkan pendapatan Desa Tiron dalam sektor UMKM. Yuk, cobain di rumah!! Penulis: Dewi Adelia (UC Delyn)

Sinergi Mahasiswa PMM UMM dan Warga RT. 004/RW.001 Desa Mulyoagung untuk Mengolah Sampah Anorganik

Malang, Jawa Timur – Kelompok 25 Gelombang 2 Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Universitas Muhammadiyah Malang mengadakan kegiatan pemaparan materi terkait pemilahan dan pengelolaan sampah. Kegiatan merupakan bentuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang Kegiatan ini berlangsung selama satu bulan, mulai dari tanggal 18 Juli sampai dengan tanggal 19 Agustus. Nama anggota kelompok 25 PMM UMM terdiri dari 5 orang mahasiswa, yaitu :  Kegiatan PMM Kelompok 25 gelombang 2 di RT. 004/ RW.001 Desa Mulyoagung diawali dengan pemaparan materi terkait pemilahan dan pengelolaan sampah. Mahasiswa mengedukasi warga agar dapat mengelola sampah anorganik menjadi sebuah karya yang bermanfaat, lalu mahasiswa mengajak para warga untuk mengumpulkan sampah botol dan galon bekas pada tempat sampah yang telah disediakan oleh mahasiswa selama kurang lebih tiga hari.  Kemudian, mahasiswa melakukan pemilahan serta pencucian sampah botol dan galon bekas yang masih layak pakai. Mahasiswa mengumpulkan para warga guna mengajak warga untuk membuat sebuah kerajinan dari sampah botol dan galon bekas yang dapat bermanfaat bagi warga RT. 004/ RW.001 Desa Mulyoagung. Dari semua rangkaian kegiatan yang telah terlaksanakan, mahasiswa dan para warga dapat menciptakan sebuah kerajinan dalam bentuk tempat sampah dari sampah galon, tempat uang koin dari sampah botol bekas, tempat pensil ataupun tempat sendok dari sampah botol plastik, dan pot bunga dari sampah galon bekas. “Ilmu dari mbak – mbak PMM sangat bermanfaat bagi kami warga RT. 004/ RW.001 Desa Mulyoagung. Jadi mulai hari ini ibu – ibu semua, sampah botol plastik ataupun galonnya jangan dibuang tetapi dijadikan suatu kerajinan seperti yang telah diajarkan mbak – mbak PMM “ Ujar Ketua Ibu PKK RT. 004/ RW.001 Desa Mulyoagung. Berkat kehadiran mahasiswa kelompok 25 gelombang 2 PMM yang dapat menarik antusias warga untuk membuat suatu kreasi dari sampah botol dan galon bekas. Lebih lanjut, kegiatan ini dapat membangun kebersamaan antara mahasiswa dan warga RT. 004/RW.001 Desa Mulyoagung. Waw. Sangat keren sekali, bukan, Kawan Muda? Editor: Dewi Adelia (UC Delyn)

Sosialisasi Pengolahan Limbah Kulit Udang menjadi Penyedap Rasa di Desa Kebonsari

Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) adalah bentuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang. Setiap mahasiswa UMM wajib memprogramkan PMM sebagai pengganti KKN, ntuk mengembangkam dan memberdayakan masyarakat melalui program keberlanjutan. Kegiatan ini dilakukan yang dilakukan dalam kurun waktu 1 bulan. Kelompok 22 gelombang 8, yang menjadi bagian dari PMM Bhaktiku Negeri, melaksanakan pengabdiannya di Desa Kebonsari, Tumpang, Kabupaten Malang Jawa Timur. Dibawah arahan Zainal Arifin, SE., MSi., selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Kelompok 22 memiliki anggota, antara lain: Salah satu program unggulan yang dijalankan oleh kelompok 22 adalah sosialisasi pengolahan limbah kulit udang menjadi penyedap rasa, sasaran dari sosialisasi ini adalah anggota PKK Desa Kebonsari, Tumpang pada Senin, 12 Agustus 2024 kemarin. Udang sendiri mempunyai kandungan komponen asam glutamat yang terdapat dibagian kepala dan kulit udang yang membuatnya mengeluarkan rasa gurih. Hal itu, dapat menjadi alternatif mengurangi penggunaan penyedap sintetis MSG (Monosodium glutamate). Selain itu terkandung protein tinggi di bagian kulitnya. Biasanya, pengolahan limbah udang menjadi penyedap makanan dilakukan dengan menyangrai sisa udang yang tidak terpakai setelah dicuci, lalu setelah disangrai menggunakan api kecil sampai kering, udang akan ditumbuk hingga sedikit halus, kemudian akan kembali disangrai untuk memastikan udangnya mengering. Setelah itu dapat dihaluskan dan disimpan, serta dipakai kapan saja Mengingat limbah udang, seperti kepala, ekor, dan kulit adalah bagian tubuh udang yang jarang dimanfaatkan dengan baik. Di Beberapa daerah dengan komoditas perikanan, tumpukan udang dapat mencemari lingkungan, serta baunya yang tidak sedap akibat dari proses pembusukan. Melalui sosialisasi ini diharapkan limbah udang menjadi lebih bermanfaat dan diolah dengan baik, yang juga berpeluang menjadi produk yang bisa digunakan maupun diperjualbelikan. Kawan Muda, tertarik membuatnya? Penulis: Dewi Adelia (UC Delyn)

PMM UMM Ajarkan Aplikasi Canva Guna Tingkatkan Brand Awareness di Desa Ngadirejo Kec. Jabung

Membahas tentang strategi pemasaran, brand awareness menjadi salah satu topik yang disorot oleh tim Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Kelompok 16 Gelombang 3 semester genap. Kegiatan ini adalah bentuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang. Brand awareness sendiri merupakan tingkat pengetahuan atau pengenalan konsumen terhadap sebuah merek produk di pasar. Dibawah bimbingan Ibu Laela Hikmah Nurbatra, S.Pd., M.A., M.EdLead, selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Syaharani Nur Ayuningdyah (Ilmu Komunikasi), Hizamsyah Cheva Ma’rufano (Ilmu Komunikasi), Yanuar Aziem Adhtya (Ilmu Komunikasi), Digdaya Dhivansya Kurniawan (Psikologi), dan Dhiya Nasywa Nada Syifa Zain (Psikologi) melancarkan program unggulannya di Desa Ngadirejo Kec. Jabung. Kolaborasi antar jurusan ini kemudian menghasilkan program sosialisasi bertajuk “ Edukasi Strategi Peningkatan Brand Awareness Menggunakan Media Aplikasi Canva”. Acara ini diadakan di Balai Dukuh Desa Ngadirejo pada hari Minggu, 4 Agustus 2024 kemarin. Karang Taruna menjadi sasaran dalam agenda malam tersebut. Melalui kesempatan ini, Kelompok 16 membagikan pengetahuan seputar brand awareness dan pemanfaatan aplikasi Canva. Membangun brand awareness, artinya meningkatkan pengakuan merek produk  agar lebih mudah dikenali dan diingat. Sedangkan aplikasi Canva menjadi salah satu media penunjang dalam meningkatkan brand awareness itu sendiri. Penggunaanya yang mudah dan fleksibel saat digunakan, sangat cocok untuk digunakan oleh pemula yang ingin mendesain konten visual produknya agar lebih menarik perhatian konsumen saat dipublikasikan. Peningkatan brand awareness sangat penting, melihat banyaknya UMKM dan produk-produk khas yang ada di Desa Ngadirejo. Maka dari itu, edukasi ini ditujukan untuk membantu meningkatkan pemasaran produk khas Desa Ngadirejo, memanfaatkan media sosial dalam mempromosikan UMKM, dan mempermudah masyarakat dalam melakukan publikasi.  Harapannya, melalui kegiatan ini, para Karang Taruna memiliki opsi untuk melakukan strategi pemasaran produk yang efektif untuk meningkatkan eksistensi maupun penjualan pada UMKM di Desa Ngadirejo melalui peningkatan Brand Awareness, Penulis: Dewi Adelia (UC Delyn)

Serunya Sensory Play dengan Mewarnai Kumbang, Eksperimen menarik, dan Aktivitas Outbound

Memberikan stimulasi pada panca indera penting dalam masa perkembangan anak-anak. Sensory play merupakan aktivitas untuk merangsang lima indera utama, yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba, dan pengecap. Selain itu, Kegiatan ini membantu anak-anak belajar dan berkembang secara fisik dan emosional, serta memberi mereka kesempatan untuk eksplorasi dan eksperimen yang kreatif, serta aspek-aspek lain yang dibutuhkan di masa perkembangan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) adalah bentuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang. Kelompok 57 gelombang 3 yang dibimbing Ibu Evi Dwi Wahyuni, S.Kom., M.Kom., ini membawakan program unggulannya di PAUD Surya Gemilang, Jatimulya, Kota Malang, selama periode PMM Bhaktiku Negeri Semester Genap. Kelompok yang terdiri dari Inka Pratiwi Kholis (Psikologi), Khairunnisaa Alyaa Amalia (Psikologi), Biannisa Haqina (Psikologi), Diva Balqis Candra Kirana (Psikologi), dan ⁠Odellina Gresinta (Manajemen) terlibat aktif mengajak siswa-siswi PAUD Surya Gemilang melatih sensory play untuk merangsang perkembangan sensorik, motorik, dan kognitif anak-anak melalui berbagai aktivitas yang kreatif dan menyenangkan. Murid PAUD Surya Gemilang diajak untuk mewarnai kumbang yang terbuat dari kapas, kemudian diberikan pewarna melalui pipet. Aktivitas ini membantu anak mengembangkan kreativitas melalui pengenalan warna-warna secara visual. Selain pewarnaan kumbang, ada eksperimen menarik menjadi agenda kegiatan Kelompok 57, seperti membuat meniup balon, alih-alih menggunakan mulut, balon ditiup menggunakan campuran baking soda dan cuka. Tidak hanya itu, beberapa eksperimen sederhana lainnya yang menjadi bagian dari sensory play Terakhir, sesi outbound yang memadukan permainan fisik dengan tantangan yang mendorong kerjasama menjadi salah satu aktivitas dari sensory play yang mengasah motorik halus maupun kasar. Berbagai aktivitas yang ditawarkan semakin menarik minat dari anak-anak untuk terlibat dalam berbagai aktivitas kreatif yang merangsang rasa ingin tahu mereka. Aktivitas yang dilakukan mencakup banyak aspek yang dibutuhkan dan telah disesuaikan dengan kebutuhan perkembangan pada anak-anak di PAUD Surya Gemilang. Harapannya, dari serangkaian aktivitas yang sudah dilakukan dapat membantu anak melatih aspek-aspek yang dibutuhkan saat masa perkembangan dan pertumbuhan yang sesuai dengan umurnya. Penulis: Dewi Adelia (UC Delyn)

Scroll to Top