Serunya Sensory Play dengan Mewarnai Kumbang, Eksperimen menarik, dan Aktivitas Outbound

Memberikan stimulasi pada panca indera penting dalam masa perkembangan anak-anak. Sensory play merupakan aktivitas untuk merangsang lima indera utama, yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba, dan pengecap. Selain itu, Kegiatan ini membantu anak-anak belajar dan berkembang secara fisik dan emosional, serta memberi mereka kesempatan untuk eksplorasi dan eksperimen yang kreatif, serta aspek-aspek lain yang dibutuhkan di masa perkembangan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) adalah bentuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang. Kelompok 57 gelombang 3 yang dibimbing Ibu Evi Dwi Wahyuni, S.Kom., M.Kom., ini membawakan program unggulannya di PAUD Surya Gemilang, Jatimulya, Kota Malang, selama periode PMM Bhaktiku Negeri Semester Genap. Kelompok yang terdiri dari Inka Pratiwi Kholis (Psikologi), Khairunnisaa Alyaa Amalia (Psikologi), Biannisa Haqina (Psikologi), Diva Balqis Candra Kirana (Psikologi), dan ⁠Odellina Gresinta (Manajemen) terlibat aktif mengajak siswa-siswi PAUD Surya Gemilang melatih sensory play untuk merangsang perkembangan sensorik, motorik, dan kognitif anak-anak melalui berbagai aktivitas yang kreatif dan menyenangkan. Murid PAUD Surya Gemilang diajak untuk mewarnai kumbang yang terbuat dari kapas, kemudian diberikan pewarna melalui pipet. Aktivitas ini membantu anak mengembangkan kreativitas melalui pengenalan warna-warna secara visual. Selain pewarnaan kumbang, ada eksperimen menarik menjadi agenda kegiatan Kelompok 57, seperti membuat meniup balon, alih-alih menggunakan mulut, balon ditiup menggunakan campuran baking soda dan cuka. Tidak hanya itu, beberapa eksperimen sederhana lainnya yang menjadi bagian dari sensory play Terakhir, sesi outbound yang memadukan permainan fisik dengan tantangan yang mendorong kerjasama menjadi salah satu aktivitas dari sensory play yang mengasah motorik halus maupun kasar. Berbagai aktivitas yang ditawarkan semakin menarik minat dari anak-anak untuk terlibat dalam berbagai aktivitas kreatif yang merangsang rasa ingin tahu mereka. Aktivitas yang dilakukan mencakup banyak aspek yang dibutuhkan dan telah disesuaikan dengan kebutuhan perkembangan pada anak-anak di PAUD Surya Gemilang. Harapannya, dari serangkaian aktivitas yang sudah dilakukan dapat membantu anak melatih aspek-aspek yang dibutuhkan saat masa perkembangan dan pertumbuhan yang sesuai dengan umurnya. Penulis: Dewi Adelia (UC Delyn)

Kembali Digelar! Festival Keramik Dinoyo VI: Perkuat Tali Silaturahmi dan Lestarikan Seni

Festival Keramik Dinoyo VI dan Dinoyo Heritage Food & History kembali digelar dengan meriah di depan Mall Dinoyo City, pada Minggu, 11 Agustus 2024. Festival ini menjadi ajang penting bagi masyarakat untuk mengenal lebih dalam tentang warisan budaya yang dimiliki oleh Kota Malang, khususnya di kawasan Dinoyo yang terkenal dengan industri keramiknya. Acara ini juga menjadi wadah untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga, serta mempromosikan seni dan budaya lokal melalui berbagai kegiatan yang diadakan sepanjang festival. Salah satu kegiatan unggulan dalam festival ini adalah “Lomba Melukis Keramik,” yang diikuti oleh anak-anak dari berbagai tingkatan pendidikan, mulai dari Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP). Lomba ini menjadi ajang bagi generasi muda untuk mengekspresikan kreativitas mereka melalui seni melukis keramik, sekaligus mengenalkan mereka pada salah satu warisan budaya yang menjadi kebanggaan warga Dinoyo. Lomba melukis keramik ini dibagi menjadi tiga kategori sesuai dengan tingkatan pendidikan peserta. Kategori pertama adalah untuk anak-anak TK, kategori kedua untuk anak-anak SD, dan kategori ketiga untuk anak-anak SMP. Setiap peserta lomba mendapatkan fasilitas berupa alat dan bahan melukis, paper bag, sertifikat, celemek, dan juga voucher makan senilai Rp10.000. Biaya pendaftaran untuk mengikuti lomba ini sebesar Rp35.000. Kompetisi ini menawarkan hadiah yang menarik bagi para pemenangnya. Juara pertama akan mendapatkan uang tunai sebesar Rp300.000, sertifikat, dan trofi. Juara kedua akan mendapatkan uang tunai sebesar Rp200.000, sertifikat, dan trofi. Juara ketiga akan mendapatkan uang tunai sebesar Rp100.000, sertifikat, dan trofi. Selain itu, disediakan pula hadiah bagi para juara harapan pertama, kedua, dan ketiga, masing-masing berupa uang tunai sebesar Rp50.000, sertifikat, dan trofi. Selain lomba melukis keramik, acara ini juga dimeriahkan oleh kehadiran berbagai instansi penting, seperti perwakilan dari Bank Jatim, Dinas Pemuda dan Olahraga, Kapolsek Lowokwaru, Forum Komunikasi Pimpinan Dinoyo, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), dan Lurah Dinoyo. Kehadiran para pejabat ini menunjukkan dukungan penuh terhadap acara yang bertujuan untuk mempromosikan seni dan budaya lokal. Mereka juga turut serta dalam prosesi pecah kendi bersama, yang menjadi simbol pembukaan resmi Festival Keramik Dinoyo VI. Kemeriahan Festival Keramik Dinoyo VI juga di turut di sukseskan bersama Kelompok 76 Gelombang 8, yang terdiri dari mahasiswa peserta Program Pengabdian Masyarakat Muhammadiyah (PMM UMM). Tujuan dari Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang. Para Mahasiswa tersebut berasal dari prodi Ilmu Komunikasi yang terdiri dari Birrina Fara Adyba sebagai ketua, Zafira Auzia Najwa, Elma Bilqis Zahrani, Cindy Aurora Dwiyuniar, dan Inggrid Mahkota Defrilia.  Dengan didampingi oleh Bapak Iradhad Taqwa Sihidi, S.IP., M.A selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL). Kelompok ini menyumbangkan andilnya dalam bagian promosi acara melalui media digital, dokumentasi, persiapan dan pelaksanaan acara. Keterlibatan mahasiswa ini tidak hanya sebagai bagian dari tugas akademis mereka, tetapi juga sebagai wujud kepedulian terhadap pelestarian budaya dan dukungan terhadap kegiatan sosial di masyarakat.  Ketua Pokdarwis Dinoyo, Bapak Samsul Arifin, dalam sambutannya menyampaikan rasa syukurnya atas pelaksanaan festival yang untuk pertama kalinya diadakan di luar kampung wisata. “Alhamdulillah, pada tahun ini kami mendapatkan dukungan sponsor dari Mall Dinoyo City. Menurut saya, acara ini cukup bagus, meriah, dan mampu menarik minat peserta serta pengunjung untuk melihat berbagai karya keramik yang dipamerkan,” ujarnya. Beliau juga menambahkan harapannya agar festival ini dapat menciptakan generasi baru yang lebih peduli terhadap seni keramik. “Harapan saya, sebagaimana tujuan kami yaitu menciptakan generasi baru, kami membuka ruang untuk seluruh masyarakat, khususnya anak-anak sekolah yang ingin belajar keramik. Event ini merupakan bagian dari upaya kami memberikan ruang kepada masyarakat untuk belajar keramik,” tambahnya. Festival Keramik Dinoyo VI tidak hanya sekadar acara hiburan, tetapi juga menjadi sarana edukasi bagi masyarakat, khususnya generasi muda, untuk lebih mengenal dan mencintai seni keramik. Dengan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan festival ini dapat terus berlanjut dan menjadi agenda tahunan yang dinanti-nantikan oleh masyarakat Malang dan sekitarnya. Wah, kira-kira tahun depan bakal ada lagi, nggak ya, Kawan Muda? Editor: Dewi Adelia (UC Delyn)

Bersama Ibu-Ibu PKK, PMM Bhaktiku Negeri Wujudkan Ketahanan Pangan Lewat Pemanfaatan Lahan Kosong

Dadaprejo, 7 Agustus 2024 – Kelompok 8 Gelombang 2 Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Bhaktiku Negeri, yang terdiri dari Muhammad Amar Adzikra, Rian Wahyu Irmasyah, Fiqih Dwi Fadillah Hidayat, Heru Ismawan Oktavianto, dan Putri Alya Nur Rahmadhani, melakukan langkah konkret dalam memperkuat ketahanan pangan di Kelurahan Dadaprejo. Di bawah bimbingan Hudaniah S.Psi. M.Si., Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) mereka, kelompok ini berkolaborasi dengan ibu-ibu PKK untuk memanfaatkan lahan kosong menjadi sumber pangan yang bermanfaat. Pada pagi hari Rabu, 7 Agustus 2024, suasana kerja sama yang penuh semangat terwujud saat mahasiswa dan ibu-ibu PKK membersihkan halaman belakang kelurahan, menyulapnya menjadi kebun mini yang subur. Kegiatan ini dimulai dengan sambutan inspiratif dari Koordinator kelompok 8 yang menegaskan pentingnya memanfaatkan lahan kosong untuk menciptakan lingkungan hijau sekaligus memperkuat semangat gotong royong. Dengan cekatan, para peserta bahu-membahu membersihkan sampah dan mencabut rumput liar, menciptakan lingkungan yang lebih asri. Selanjutnya, dibuatkan pasak/pagar agar terlihat rapi dan lahan tersebut ditanami berbagai jenis sayuran dan tanaman konsumsi, yang diharapkan dapat mendukung kemandirian pangan warga Kelurahan Dadaprejo. Aktivitas ini tidak hanya meningkatkan kesadaran lingkungan, tetapi juga memberikan pengalaman berharga bagi semua peserta. Kegiatan yang berlangsung hingga siang hari ini ditutup dengan sesi foto bersama, mengabadikan momen kebersamaan yang penuh makna. Kelompok 8 Gelombang 2 PMM UMM Bhaktiku Negeri menyampaikan apresiasi yang mendalam kepada ibu-ibu PKK dan Kelurahan Dadaprejo atas partisipasi aktif mereka. Koordinator kelompok, M. Amar Adzikra, berharap inisiatif ini dapat menjadi inspirasi bagi kegiatan-kegiatan positif lainnya di masa depan. Melalui aksi nyata ini, kelompok PMM UMM telah menunjukkan bahwa memanfaatkan lahan kosong tidak hanya mempercantik lingkungan, tetapi juga berpotensi besar dalam memperkuat ketahanan pangan lokal. Kelompok 8 memiliki juga mengharapkan akan ada kegiatan serupa  dan dapat terus berkembang sebagai bentuk pengabdian yang berkelanjutan dan bermanfaat bagi masyarakat. Editor: Dewi Adelia (UC Delyn)

Bersama PMM UMM, Bentuk Karakter Anak Usia Dini di Era Digital 

Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang. Dalam skema PMM Bhaktiku Negeri, Kelompok 13 Gelombang 3 yang beranggotakan mahasiswa-mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi, yaitu Rizky Nanda Adhira, Emarosa Solikhah, Hafiz Ahmad Siddiq, Arif Dwi Kusumagus, dan Muhammad Galih Priya Luhur, yang memusatkan pengabdiannya di salah satu TK di Probolinggo, yakni TK Indria 1. Kelompok ini dibimbing langsung oleh Febri Arif Cahyo Wibowo S.Hut, M.Sc, selaku Dosen Pembimbing Lapangan selama, setidaknya 1 bulan lamanya. Program unggulan yang dibawakan oleh kelompok 13 ini berfokus pada pembentukan karakter anak usia dini di era digitalisasi. Pembelajaran yang ditawarkan telah disesuaikan dengan kurikulum yang ada, dan pastinya telah mendapatkan persetujuan dan pendampingan dari guru / wali kelas TK Indria 1. Kegiatan ini dilakukan di kelas yang berbeda selama 2 hari berturut-turut di kelas TK A dan TK B. Hal ini bertujuan untuk membentuk karakter, meningkatkan keterampilan dan pengetahuan anak sejak dini, serta media pembelajaran melalui penanaman nilai nilai baru di era digitalisasi.  Bukan hanya itu, materi yang diberikan juga dikaitkan dengan penggunaan gadget secara garis kecil. Tujuannya untuk memberikan pengingat bahwa gadget mempunyai dampak yang positif atau negatif bergantung pada penggunanya. Tentunya, bahasa yang digunakan telah disederhanakan dan disesuaikan dengan kompetensi anak-anak di TK Indria 1 agar lebih mudah dipahami. Selama kegiatan berlangsung, banyak hal-hal positif yang ditanamkan. Harapannya, program ini dapat membawa dampak yang positif dan bermanfaat dalam bentuk karakter pada anak-anak TK Indria 1. Dalam hal ini mendorong penggunaan gadget yang lebih bijak, serta pengetahuan tentang bahaya gadget dapat mengakibatkan kecanduan pada anak-anak. Selain kegiatan pembelajaran di dalam kelas, kelompok 13 juga aktif mengikuti kegiatan-kegiatan harian lainnya yang dilakukan di luar kelas, seperti kegiatan senam setiap pagi, ekstra drumband, dan kerja bakti Gimana nih, pendapat Kawan Muda tentang gadget? Penulis: Dewi Adelia (UC Delyn)

Pupuk Nasionalisme, Mahasiswa UMM Targetkan 2 Program untuk Siswa Sekolah Dasar

Mendekati hari kemerdekaan Indonesia, nasionalisme menjadi salah satu topik yang paling sering dibahas. Bersamaan dengan menyambut bulan kemerdekaan, yaitu bulan Agustus, mahasiswa UMM melakukan pengabdiannya pada masyarakat dalam skema Bhaktiku Negeri. Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang. Koesdwihapsari Lathiifah Ayunda Putri, Nurlailis Yuniar Sari, Arinta Kriswiyantini, Nava Salsabila Ramdhan, dan Pitriya Nurmayasanti adalah mahasiswa dari jurusan Ilmu Pemerintahan yang dibimbing oleh Awan Setia Dharmawan, S.Sos., M.Si dalam kelompok 103 gelombang 6 PMM Bhaktiku Negeri. Program unggulan dari kelompok 103 ini dilancarkan pada Selasa, 30 Juli 2024 kemarin di SDN 5 Pagentan, Singosari. Menurut kelompok 103, nasionalisme itu sangat penting untuk dipupuk sejak dini, bahkan sejak menginjak sekolah dasar. Program yang kemudian dilancarkan adalah Kuis NKRI dan Sosialisasi Cinta Tanah Air yang akan dimeriahkan oleh Siswa Siswi Kelas 4 dan 5. Kuis NKRI sendiri adalah salah satu program unggulan yang dibuat oleh kelompok 103 dengan konsep membuat 40 pertanyaan tentang NKRI, seperti sejarah, pancasila, dan kewarganegaraan. Masing-masing siswa mengambil kertas pertanyaan secara acak dan menjawab pertanyaan tersebut. Jika ada dari salah satu siswa yang belum mengerti atau tidak bisa menjawab pertanyaan, maka salah satu anggota dari  kelompok 103 akan menjelaskan materi hingga siswa-siswa memahami materi.Sedangkan program Sosialisasi Cinta Tanah Air, kelompok 103 akan menjelaskan dan memberikan contoh tentang bagaimana sikap dan perilaku sebagai warga negara yang baik, menjaga dan menghargai budaya Indonesia, dan mencintai produk buatan Indonesia.  Nah, pastinya, dari program kerja yang diluncurkan ini, kelompok 103 memiliki harapan besar kepada siswa-siswa SDN 5 Pagentan, Singosari, sebagai generasi penerus bangsa, agar jiwa nasionalisme-nya akan semakin kuat, salah satunya, melalui program kuis NKRI dan sosialisasi cinta tanah air dari kelompok 103. Pasti seru banget, kan, Kawan Muda! Penulis: Dewi Adelia (UC Delyn)

Edukasi Tanaman Hidroponik dan Sampah Daur Ulang di SDN Sumberbendo

Kelompok pengabdian dari Universitas Muhammadiyah Malang kembali tampil dengan topik lingkungan. Salah satunya adalah Kelompok 5 gelombang 4 yang beranggotakan Fitra Dinataly (202310140311058), Dimas Ilham Irfan Ilhami (202310140311019), Ema Lenita Anjelina (202310160311280), Reni Nur Latifah (202310160311242), dan Wanda Aprilia (202310160311240) merupakan kelompok pengabdian yang dibimbing langsung oleh Ibu Titik Agustiyaningsih, S.Kep. Ns. M.Kep., selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL). Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang. kelompok 05 bermitra dengan masyarakat di Desa Sumberbendo, Kecamatan Mantup, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Khususnya dengan SDN Sumberbendo untuk menuntaskan kewajiban dalam memberikan manfaat keberlanjutan bagi masyarakat di luar kampus. Agenda yang dilancarkan adalah kegiatan mendaur ulang botol plastik bekas yang kemudian diubah menjadi media tanam hidroponik. Setelah itu, siswa-siswi SDN Sumberbendo diberi edukasi tentang bagaimana cara melakukan metode hidroponik serta mengajak mereka untuk ikut berinteraksi langsung membuat tanaman hidroponik dari media botol plastik bekas. Kegiatan yang dilakukan selama rentan waktu 18-19 Juli ini meliputi penyemaian bibit hidroponik, pindah tanam, kemudian penuaian tanaman hidroponik. Terdapat, setidaknya, 3 macam bibit sayur yang ditanamkan, yaitu sawi, kangkung, dan selada. Berbeda dengan cara penanaman konvensional yang memerlukan media tanah dengan kualitas yang bagus, metode hidroponik ini bisa dilakukan oleh pemula tanpa bergantung pada media tanah dan tidak memerlukan lahan yang luas. Selain itu, metode ini biasanya tingkat keberhasilannya lebih tinggi dan kualitasnya yang lebih baik. Dari kegiatan ini, siswa-siswi diharapkan dapat mengaplikasikan metode hidroponik di rumah, serta membentuk jiwa yang kreatif dalam memanfaatkan sampah anorganik menjadi barang yang bisa digunakan kembali. Sangat menarik, kan, Kawan Muda! Penulis: Dewi Adelia (UC Delyn)

Manajemen Stres: PMM UMM Lakukan Intervensi Ecoprint pada Para Ibu RT Desa Sumbersekar

Mengingat kesehatan mental menjadi bagian dari bentuk kesejahteraan seseorang, kelompok 87 gelombang 5 yang terdiri dari 5 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang, yaitu Yongki (Ilmu Komunikasi), Ayu Putri Ramdhani (Psikologi), Rizky Putri Hehanussa (Psikologi), Dahniar Faiqotur Rizki Syafira (Psikologi), dan Syifa Syauqina Ghaisani (Psikologi), melakukan kegiatan bertajuk “Meningkatkan Kesejahteraan Mental Ibu-Ibu Ketua RT Melalui Strategi Manajemen Stress yang Efektif” di Balai Desa Sumbersekar, Minggu (04/08/24) kemarin. Kegiatan ini merupakan bagian dari program unggulan dari Kelompok 87 yang ditawarkan pada masyarakat melalui Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM), yang merupakan bentuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang dalam skema Bhaktiku Negeri yang telah dimulai sejak 18 Juli lalu. Kolaborasi antar jurusan Ilmu Komunikasi dan Psikologi ini menghasilkan ide untuk melakukan Psikoedukasi tentang stress serta intervensi untuk mengatasinya. Kelompok yang dibimbing oleh Ibu Laurina Evalane Orfa, ST., M.Eng ini mengajak Ibu-Ibu Ketua RT dari Desa Sumbersekar untuk diberikan materi mengenai stres, penyebab stres, dan bagaimana cara untuk mengelola maupun mengatasi stres. Nah, Ecoprint menjadi salah satu intervensi yang efektif untuk mengurangi rasa stres.  Tidak sampai disana, Kawan Muda. Kelompok 87 juga mengadakan Game Time sebelum memulai kegiatan ecoprint dengan memberikan pertanyaan acak seputar materi yang telah disampaikan di balik 10 angka yang akan dipilih. Hal ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana materi tentang stres yang sudah diketahui oleh para ibu-ibu. Setelah itu, Partisipan acara ini menyambut dengan sangat antusias selama kegiatan ini berlangsung. Melalui pembuatan ecoprint ini, Kelompok 87 berharap dapat memberikan opsi intervensi yang menjadi salah satu sarana untuk mengelola atau mengatasi stress. Hal ini bertujuan agar para ibu-ibu yang mengalami stress dapat menghadapinya dengan koping yang lebih positif, serta tidak menjadi koping negatif yang bahkan dapat berdampak pada fisiologis maupun psikologis. Kawan Muda bisa coba intervensi ini di rumah, ya! Penulis: Dewi Adelia (UC Delyn)

Pelatihan Seru Bersama Gen Z, Membuat Kreasi Sabun Alami dari Eco Enzyme

Setiap mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang punya kewajiban untuk melakukan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat yang memberikan manfaat berkelanjutan di masyarakat itu sendiri. Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang Dalam rangka pemenuhan kewajiban tersebut, Kelompok 03 gelombang 08 yang beranggotakan mahasiswa Ilmu Komunikasi, Putri Devita selaku Koordinator, dan 4 anggota lainnya, yaitu Delia Sagita, Dafiq Hema, Naufal Rafif, dan Idham Hafidz, berkolaborasi dalam pembuatan produk berdasarkan bahan alami. Di era yang semakin peduli dengan lingkungan, pembuatan eco enzyme jadi salah satu opsi sederhana tapi efektif dalam mengelola sampah organik dan menghasilkan produk ramah lingkungan, loh! Setelah kelompok 03 melakukan riset pada RT 02 RW 04, lalu mengetahui ada salah satu Masyarakat RT 02, yaitu Bu Anik, yang bisa membuat sabun dari eco enzyme. Maka dari itu, Pelatihan Pembuatan Sabun dari eco enzyme bersama pemuda-pemudi RT 02 dapat bermanfaat untuk pengelolaan sampah organik dan dapat dipasarkan di bazar ataupun sosial media. Pelatihan ini dilaksanakan pada hari Minggu 28 Juli 2024 pukul 09.00 WIB, yang diisi oleh pemateri atau mentor dari warga RT 02, yaitu Bu Anik sendiri. Acara ini juga dihadiri oleh, setidaknya, 11 pemuda-pemudi dari RT 02 RW 04. Materi yang dipaparkan, yaitu tentang apa itu eco enzyme, manfaatnya, bahan-bahan yang diperlukan, dan proses pembuatannya. Kemudian mereka langsung mempraktikkan pembuatan  sabun dari eco enzyme mulai dari pemilihan bahan, penyampuran, hingga proses fermentasi. Pemuda-pemudi RT 02 dapat berdiskusi dengan Bu Anik mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan pembuatan dan penggunaan sabun eco enzyme. Dari pelatihan ini, Kelompok 03 berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama pemuda dan pemudi, tentang pentingnya mengelola sampah organik dan memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan, serta memberikan keterampilan kepada pemuda dan pemudi RT 02 RW 04 untuk membuat produk ramah lingkungan secara mandiri. Hasil dari keterampilan ini, bisa dimanfaatkan belajar berwirausaha sekaligus memasarkannya. Kawan Muda, tertarik? Editor: Dewi Adelia ( UC Delyn)

Asah Kreativitas, Mahasiswa UMM Ajak Siswa SD Buat Kolase dari Daun Kering

Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang. Setiap mahasiswa UMM wajib menempuh PMM sebagai pengganti dari KKN yang memiliki berbagai pedoman skema, salah satunya PMM Bhaktiku Negeri. Selama pengabdian berlangsung, mahasiswa harus memberikan kontribusi positif dan berpartisipasi secara aktif di masyarakat. Menariknya, kelompok 8 gelombang 6 yang berada di bawah bimbingan Ibu Uun Zulfiana M.Psi., ini terdiri dari mahasiswa-mahasiswa lintas jurusan, seperti Nur Yazid An Nasikhy (Hukum Keluarga Islam), Bunga Nur Qarima (Akuntansi), Ahmad Rozil Izzul Haq (Teknik Sipil), Aevelina Sandra Fernanda (Ilmu Komunikasi), dan Fatih Thoriqul Haq Hidayat (Hukum Keluarga Islam), yang berkolaborasi dalam mendampingi siswa-siswi di SDN Pangarangan, Kota Sumenep, Jawa Timur. Melihat lingkungan di SDN pangarangan VII yang memiliki banyak sekali pohon. Hal ini membut kelompok 8 tertarik untuk mengolah daun-daun yang sudah kering tersebut menjadi sebuah kerajinan yang menarik, yaitu membuat kolase dari daun kering. Pada kegiatan yang dilakukan pada Senin, 29 Juli 2024 ini, diawali dengan pendampingan siswa-siswi SDN pangarangan VII untuk pergi mengumpulkan daun-daun kering yang berserakan di sekitar halaman sekolah. Setelah mendapatkan beberapa daun kering yang cukup, mereka diinstruksikan untuk mencoba membuat sebuah kerajinan kolase yang terbuat dari daun kering ke bentuk yang sudah disediakan. Beberapa dari mereka tampak antusias memotong dan menyesuaikan bentuknya. Selain itu, para siswa-siswi juga diedukasi tentang pentingnya mengasah kreativitas sejak dini menggunakan bahan-bahan disekitar yang masih bisa dimanfaatkan.  Menurut kelompok 8, kerajinan yang indah bisa didapatkan melalui kemauan dan usaha. Program ini bertujuan untuk melakukan pendampingan potential mapping siswa untuk mengasah ide-ide kreativitas dan juga bentuk kepedulian terhadap kebersihan lingkungan sekolah sejak dini. Harapannya, melalui kegiatan ini, para siswa-siswi SDN pangarangan VII dapat mengasah dan mengaplikasikan ide-ide kreatif lainnya di masa mendatang. Menarik sekali, kan!! Penulis: Dewi Adelia (UC Delyn)

PMM UMM: Rayakan Hari Anak Dengan Permainan Tradisional Pengasah Motorik

Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) adalah bentuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang. Melalui skema PMM Bhaktiku Negeri, Kelompok 41 Gelombang 08 memilih untuk melaksanakan program unggulannya di RA (Raudhatul Athfal) Al-Husain yang bertempat di sekolah MI Al-Husain, Desa Tuwiri Wetan, Tuban, yang berbarengan dengan Hari Anak Nasional, Selasa (23/07/24) lalu. Kelompok yang beranggotakan mahasiswa-mahasiswa lintas jurusan, yakni Rafa’ Maharani, Kusumaning Sarono (Psikologi), Nur Raisya Febriana Karim (Psikologi), Zuhriyah Hanaan Nabiilah (Psikologi), Fya Aziiza Firdausi (Psikologi), dan Muh Relano Alanatachta Fatiha (Hukum), merasa bahwa ada pengaruh penggunaan gawai pada anak-anak zaman sekarang, atau disebut generasi Alpha, yang membuat mereka punya pengetahuan yang kurang tentang permainan-permainan tradisional, terutama permainan yang bisa mengasah motorik kasar. Dibawah bimbingan Ibu Yuni Nurhamida, S.Psi., M. Si., selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), mengasah motorik kasar pada anak menggunakan permainan tradisional menjadi tema yang menarik bagi Kelompok 41 untuk memeriahkan Hari Anak Nasional 2024. Momentum ini menjadi kesempatan untuk tampil mendampingi serta merayakan hari tersebut dalam bentuk permainan dan lomba kecil. Tentunya, dalam lomba tersebut, anak-anak akan dilatih motorik kasarnya melalui beberapa permainan tradisional yang menarik. Kegiatan yang dimulai dari pagi hingga siang hari ini dilakukan bersama dengan anak-anak RA Al-Husain. Permainan dimulai dengan lomba estafet melepaskan sticky notes dari badan, menyusun gelas menggunakan sedotan, dan mengoper kardus. Setelah itu dilanjutkan dengan permainan individu di setiap tipe lombanya agar seluruh anak bisa berkesempatan mencoba semua permainan. Nah, beberapa permainan tradisional seperti lompat tali dan kereta api gembira juga ada loh! Ternyata, permainan tradisional masih relevan untuk digunakan pada anak-anak di zaman modern, dilihat dari respon para murid RA Al-Husain yang tampak senang dan antusias selama melakukan permainan-permainan tradisional. Melalui program ini, kelompok 41 memiliki banyak kesempatan untuk terus melestarikan permainan tradisional sambil memperhatikan aspek-aspek perkembangan anak-anak melalui permainan tersebut. Sehingga, dari perlombaan singkat dan permainan tradisional ini membuat anak-anak RA Al-Husain dapat mengasah motorik kasar dengan permainan fisik yang menggunakan otot besar seperti badan, lengan, dan kaki dengan aktif, seperti melompat, bergoyang, berjalan, berlari, berjongkok, mengangkat barang, dan lain sebagainya. Di luar perayaan Hari Anak Nasional ini, Kelompok 41 berharap, dengan adanya permainan tradisional dalam lomba, bakal meningkatkan pengetahuan generasi Alpha dan mendorong mereka melestarikan permainan-permainan tradisional untuk generasi-generasi selanjutnya. Sekarang spill dong, permainan tradisional favorit Kawan Muda! Penulis: Dewi Adelia (UC Delyn)

Scroll to Top