Review I Want to Eat Your Pancreas

Poster film I Want to Eat Your Pancreas.

Selama musim-musim gabut-bosan-bingung karena semua serba WFH dan kuliah yang belum juga dimulai, nonton film atau drama adalah salah satu solusi ‘pembunuh waktu’ yang bisa dilakukan biar hidup nggak flat banget. Akhirnya, setelah Mimin bertanya rekomendasi film ke sana dan ke mari, ketemulah sebuah judul film yang agak ‘nyeleneh’. Ya, judulnya I Want To Eat Your Pancreas. Aneh banget. Ini dia mau makan pankreas atau gimana? Apakah ini film yang alirannya sadis, atau gimana?

Sebelumnya, film ini bukan film sadis. Film ini adalah film remaja yang cukup ringan dan cocok buat mengisi hari dengan santai. Film ini dibintangi oleh dua tokoh yang sangat bertolak belakang. Si pemeran perempuan pertama bernama Yamauchi Sakura, si gadis periang yang dikenal banyak orang. Warna rambutnya coklat tua.

Tanpa diketahui sahabat dan teman-temannya yang lain, Sakura mengidap sebuah sakit pankreas yang membuat umurnya sudah tidak lama lagi. Di hari saat Sakura hendak check up di rumah sakit, buku yang isinya diary Sakura selama sakit terjatuh. Buku itu ditemukan oleh Shiga Haruki, si pemeran laki-laki yang namanya baru diketahui di akhir film. Sakura dan Haruki adalah teman satu sekolah.

Kalau Sakura adalah si periang, Haruki adalah kebalikannya. Haruki adalah manusia yang super-duper-irit-bicara dan tidak memiliki teman. Hidupnya sangat datar. Teman Haruki adalah buku-buku yang ia baca. Saat menemukan buku Sakura dan tak sengaja membaca isi tulisannya pun Haruki bereaksi biasa saja alias super flat. Sakura berekspektasi kalau Haruki akan shock, panik, atau menangis heboh saat tahu kalau umur Sakura tidak lama lagi. Tapi, karena reaksi Haruki yang biasa saja itulah Sakura menjadi tertarik untuk lebih dekat dengan Haruki.

Sakura yang tahu umurnya sudah tidak lama lagi akhirnya mengajak Haruki untuk melakukan banyak hal baru bersama-sama. Haruki yang awalnya tidak mau pada akhirnya menuruti keinginan Sakura. Kehadiran Sakura banyak merubah hidup Haruki. Haruki hadir menemani tiap waktu yang Sakura punya sampai ajalnya menjemput.

Kalau soal jalan cerita, sih, nggak usah ditanya. I Want To Eat Your Pancreas ini ceritanya cukup plot twist dimana Mimin yang nonton nggak mengira kalau nasib Sakura yang dikejar realita kalau umurnya sudah nggak lama lagi bakal berakhir twist. Desain animasinya juga cukup memanjakan mata. Pesan moral dari cerita ini buat Mimin cukup dapet. Selain itu, sedikit disclaimer, kayaknya yang nonton perlu sedia lap untuk air mata.

Kalau Kawan Muda kepengin nonton yang ringan dan banjir air mata, I Want To Eat Your Pancreas bisa jadi pilihannya. Detail ending antara Sakura dan Haruki biar menjadi rahasia dulu. Kalau Kawan Muda sudah nonton, coba kasih testimoni, dong?

Penulis: Dizar

Editor: Anneke

Sumber gambar: Pinterest, OtakuUSAMagazine, Reddotdivablogger, Nekonoto.net

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top