Midsommar adalah film yang lumayan gempar dibicarakan karena agak lumayan bikin jantung deg-degan kayak ketemu doi. Midsommar ini masih satu sutradara dengan film Hereditary yang rilis tahun lalu dengan tema thriller-horror yang agak-lumayan distrubing. Tapi, beberapa orang mengatakan bahwa Midsommar ini lebih ‘nyeremin’ ketimbang film besutan Ari Aster sebelumnya. Saking “nyereminnya”, Midsommar yang muncul di bioskop adalah versi cut alias banyak sensornya. Film ini tidak direkomendasikan buat kawan muda yang takut dengan genre gore.
Film Midsommar ini bercerita tentang Dani (yang diperankan oleh Florence Pugh) untuk melawan trauma atas tragedi yang menimpa orang tua dan saudarinya. Dani memutuskan untuk pergi ke Swedia bersama pasangannya, Christian (diperankan oleh Jack Reynor), juga teman-temannya untuk mengikuti festival musim panas yang hanya diadakan 95 tahun sekali. Tapi, Dani malah terjebak di tengah sekte yang tidak lazim. Film Midsommar ini dipenuhi dengan adegan kekerasan, darah, hingga adegan dewasa.
Meskipun agak suka bikin kaget-kaget sendiri, sebenarnya film ini mengajarkan banyak hal–salah satunya adalah bagaimana cara men-support orang yang mengalami penyakit mental. Sayangnya kawan muda, aku nggak bisa nih jelasin lengkapnya. Ntar spoiler, hehe. : b
Sekali lagi, film ini tidak direkomendasikan untuk kawan muda yang umurnya masih dibawah 21 tahun karena adegannya lumayan bikin istigfar waktu nonton. Tapi, kalau nekat, siapin pegangan di kiri dan kanan + sabuk pengaman siapa tahu goyah.
Siapin tangan doi juga, siapa tahu pas nonton bisa modus pegang-pegang.
Rate: Cintanya padamu/10.
Referensi: https://tirto.id/ehYY
Sumber gambar: CGV Indonesia.
Penulis: Dizar.