Author name: Journalist Reportase UMMFM

Biar Kulit Nggak Belang-Belang Club, Yuk Ikuti Tips Ini!

Pernah nggak sih, Kawan Muda merasa sebel karena warna kulit nggak merata? Tangan belang, wajah lebih gelap dari leher, atau kaki belang karena pakai sandal pas panas-panasan. Tenang, Kawan Muda nggak sendiri! Kulit belang itu umum banget, apalagi di negara tropis kayak Indonesia. Tapi jangan khawatir, Ume punya tips supaya warna kulit tetap rata! 1. Sunscreen = Bestie Sejati Kalau Kawan Muda belum pakai sunscreen, ini saatnya mulai! Gunakan sunscreen minimal SPF 30 dan PA+++. Jangan cuma di wajah ya, tapi juga di leher, tangan, dan kaki. Reapply setiap 2-3 jam, apalagi kalau lagi banyak aktivitas outdoor atau gampang keringetan. 2. Pakaian Pelindung Bukan Cuma Gaya Topi lebar, jaket tipis, atau payung bisa jadi penyelamat kulit Kawan Muda dari sinar matahari langsung. Pilih bahan yang adem tapi tetap menutup area kulit yang rentan belang. Bonusnya, juga bisa tampil makin stylish lhoo! 3. Eksfoliasi Itu Penting Kulit kusam dan belang bisa juga karena penumpukan sel kulit mati. Coba deh Kawan Muda eksfoliasi 1-2 kali seminggu dengan scrub lembut. Bikin kulit lebih cerah, halus, dan siap menyerap skincare dengan maksimal! 4. Asupan dari Dalam Jangan Lupa Kulit juga butuh nutrisi dari dalam. Konsumsi buah-buahan kaya vitamin C dan E, minum air putih yang cukup, dan tidur yang berkualitas. Percaya deh, kulitmu bakal berterima kasih. Konsumsi buah-buahan kaya antioksidan seperti jeruk, pepaya, tomat, atau alpukat. Minum air putih minimal 2 liter sehari juga bantu kulit tetap lembap dan segar. 5. Hindari Matahari di Jam “Horor” Kalau bisa, hindari terlalu lama berada di bawah sinar matahari antara jam 10 pagi sampai 3 sore. Di jam ini, sinar UV lagi “galak-galaknya”. Intinya, kulit mulus dan rata itu hasil dari kebiasaan kecil yang dilakukan rutin. Jadi, mulai sekarang yuk rawat kulitmu dengan lebih sayang, biar nggak cuma glowing tapi juga merata! Karena kulit yang sehat itu bukan soal warna, tapi soal merawatnya dengan cinta <3 Penulis: ALYA OCTAVIANI (UC OCTA) Editor: M. BARLI MAHBUBI (UC BEYY)

OSCE Mode On! Tips and Trick Biar Nggak Kena Mental di Depan Dosen

Halo Kawan Muda!Buat kamu yang lagi kuliah di dunia per-kesehatan-an kayak kedokteran, keperawatan, farmasi, fisioterapi, dan kawan-kawannya, Ume punya nih beberapa tips and trick biar kamu nggak kelabakan pas OSCE (ujian praktik yang kadang lebih serem dari mantan yang tiba-tiba ngechat). Yuk langsung aja disimak, siapa tau salah satu dari tips ini bisa jadi penyelamat Kawan Muda di detik-detik terakhir! 1. Jangan Belajar SKS (Sistem Kebut Semalam)Plis deh, ini zaman udah modern, jangan pake pola belajar zaman ujian IPA SMP. SKS tuh cuma bikin otak kamu nge-freeze kayak laptop spek rendah dipaksa buka 10 tab. Mulai belajar dari jauh-jauh hari biar bisa nyantuy pas hari H! 2. Belajar Secara KonsistenGak usah langsung maraton sehari 5 jam. Cukup rutinin aja belajar dikit-dikit setiap hari. Ibarat nonton series, kan seru kalo ditonton per episode, bukan langsung 1 season semalam dan ending-nya lupa semua. 3. Latihan Komunikasi yang BaikInget ya, OSCE itu bukan cuma soal teknis. Kadang Kawan Muda dinilai dari cara ngobrol sama pasien. Jadi, belajar sounding-nya juga penting! Coba latihan ngomong sendiri depan kaca atau ngajak temen roleplay jadi pasien. 4. Manfaatkan Barang di Kos atau RumahGak punya alat lengkap? Tenang aja, Kawan Muda bisa banget latihan pakai barang seadanya. Misal pakai botol minum buat latihan injeksi (tapi jangan disuntik beneran ya). Yang penting tangan kamu terbiasa gerak sesuai prosedur. 5. Tenang dan FokusPas masuk ruangan OSCE, jangan panik. Tarik napas dalam, buang pelan-pelan. Anggep aja kamu lagi nunjukin skill ke temen dan dosen, bukan lagi diinterogasi polisi. Fokus kestep-by-step, jangan mikir hasil duluan. 6. Gunakan Waktu Sebaik MungkinOSCE biasanya pake sistem waktu yang ketat. Jadi kamu harus bisa ngatur ritme. Jangan kebanyakan mikir sampe kelamaan di awal, ntar malah mepet di akhir. Time management is key, bro So, Kawan Muda, semangat terus buat kamu yang lagi persiapan OSCE!Jangan lupa jaga kesehatan, makan yang bener, dan yang paling penting, percaya diri sama usaha Kawan Muda sendiri. Ume percaya kamu bisa, yang penting jangan panik duluan yaa Penulis: M. BARLI MAHBUBI (UC BEYY) Editor: M. BARLI MAHBUBI (UC BEYY)

For Revenge x RebellionRose Tur 2025: Siap-Siap Bikin Crowd Goyang dan Hati Kena Mental!

Halo Kawan Muda!Udah siap belum buat gegap gempita konser paling pecah tahun ini? Yup, buat kalian para penikmat musik emosional yang bikin dada bergetar dan jiwa makin hidup, For Revenge dan RebellionRose bakal nyatuin energi mereka di tour kolaborasi keren bertajuk “Serana dan Samudra Tour 2025”! Dua band yang sukses bikin air mata tumpah sekaligus loncat-loncatan di tengah crowd ini siap mengguncang beberapa kota di Indonesia loh Kawan Muda! Nih ya, mereka bakal mampir ke Sumenep, Probolinggo, Pati, Malang, Jember, Tasikmalaya, Cirebon, sampai Medan. Gila gak tuh? Ini tour bukan kaleng-kaleng! Dan yang paling dinanti nih ya… MALANG!Catet tanggalnya 15 Agustus 2025, tapi sabar dulu nih Kawan Muda, tempat venue-nya masih misteri alias belum diumumin. Jadi jangan lupa pantau terus update-nya di sosmed mereka masing-masing, siapa tau ada kejutan dari mereka atau venue-nya tiba-tiba di tempat aesthetic yang cocok buat healing sekalian nonton konser. Buat Kawan Muda yang tinggal di kota-kota itu atau punya temen di sana, yuk buruan siap-siap! Jangan jadi tim “duh kemarin telat beli tiket” ya. Tiketnya udah mulai dijual dan langsung diserbu fans garis keras, jadi mending sekarang Kawan Muda langsung gas amankan tiketnya! Ume sendiri nih ya, udah ngamanin tiketnya dari kemarin tinggal nunggu harinya sambil muter playlist Serana dan Samudra non-stop! Oh iya, konser kali ini kabarnya bakal lebih intimate dan vibes-nya dalem banget. Jadi bukan cuma teriak-teriak doang, tapi siap-siap juga buat momen sing-along yang bikin merinding bareng ribuan orang. Dan jangan lupa outfit kece loh ya Kawan Muda, siapa tau masuk snap story-nya For revenge dan RebellionRose. So Kawan Muda, ini bukan konser biasa. Ini moment buat ngilangin penat, nyatu sama musik, dan jadi bagian dari sejarah tour emosional 2025! Jangan sampe FOMO. Yuk, siapin diri, ajak bestie, pacar kamu, dan see you in the crowd! Penulis: M. BARLI MAHBUBI (UC BEYY) Editor: M. BARLI MAHBUBI (UC BEYY)

Mahasiswa PMM UMM Wujudkan Desa Digital Melalui Pameran Teknologi di Ampelgading

Ampelgading, Malang – Kelompok Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil meluncurkan inisiatif penting dalam mendorong transformasi digital di pedesaan. Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) adalah pengaplikasian Hilirisasi hasil penelitian Universitas Muhammadiyah Malang. Melalui kegiatan Pameran Teknologi dan Launching Desa Digital yang diselenggarakan pada 20 Agustus 2025 di Desa Ampelgading, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang, para mahasiswa memperkenalkan berbagai inovasi yang berpotensi mengubah wajah desa menjadi lebih modern dan berdaya saing. Kegiatan ini merupakan bagian dari program PMM UMM dengan bimbingan Dosen Rindya Fery Indrawan, S.Pi., MP. Kelompok yang terdiri dari lima mahasiswa Teknik Informatika, yaitu Maulana Bima Hedy Pratama, Muhammad Azmi Fathani, Iqbal Alfathi Bagarib, Latifatus Alya Attaniah, dan Novita Dian Nazarina, berupaya menjembatani kesenjangan teknologi antara perkotaan dan pedesaan. Acara ini secara khusus ditujukan untuk Kader Posyandu dan Ibu-ibu PKK di Desa Ampelgading, yang berperan penting dalam pembangunan desa. Mereka menjadi partisipan utama yang diajak untuk memahami dan memanfaatkan teknologi digital dalam kegiatan sehari-hari. Tujuan utama dari inisiatif ini sangat beragam, mulai dari meningkatkan literasi teknologi masyarakat hingga membuka peluang ekonomi baru melalui digitalisasi produk-produk lokal. Para mahasiswa menunjukkan bagaimana platform digital dapat digunakan untuk promosi dan pemasaran, membuka akses pasar yang lebih luas bagi produk-produk unggulan desa. Selain itu, pameran ini juga menghadirkan inovasi layanan digital untuk administrasi dan edukasi, yang diharapkan bisa mempermudah berbagai urusan masyarakat. Melalui kolaborasi antara perguruan tinggi dan desa, kegiatan ini tidak hanya sekadar pameran, tetapi juga menjadi fondasi untuk membangun desa yang lebih mandiri dan berkelanjuta nih, Kawan Muda. Para mahasiswa dan masyarakat Desa Ampelgading kini bersama-sama bergerak maju, memanfaatkan teknologi sebagai alat untuk mencapai pembangunan yang lebih baik. Inisiatif ini membuktikan bahwa dengan semangat kolaborasi dan pemanfaatan teknologi, mewujudkan Desa Digital bukanlah sekadar mimpi, melainkan tujuan yang dapat dicapai bersama. Editor: Amirah Huwaidah Al-farid (UC Mira)

Mahasiswa KKN-PMM UMM Ciptakan Pengajaran Pendidikan Seksual melalui Permainan Ular Tangga

Mahasiswa PMM-KKN dari Universitas Muhammadiyah Malang yang terdiri dari Ahmad Novalingga Fardan Azalea, Aulia Maharani, Annisa Rahma Mayrizka, Raisa Salsabila, dan Mahasukma Galang Permana sebagai koordinator kelompok, memilih program pendidikan seksual sebagai program pengabdian yang tidak hanya relevan, tetapi membangun generasi muda khususnya anak-anak yang sehat dan berwawasan mengenai pendidikan seksual. Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) adalah pengaplikasian hilirisasi hasil penelitian Universitas Muhammadiyah Malang. “Kami merasa Pendidikan seksual sangat penting diberikan kepada anak-anak, karena mungkin di sekolah tidak menjelaskan secara intens. Dengan demikian, kami sepakat untuk dapat memberikan edukasi mengenai Pendidikan seksual dengan metode yang asyik dan mudah dipahami dengan permainan ular tangga,” ujar Mahasukma Galang Permana, selaku Koordinator. Di era perkembangan teknologi yang pesat, khususnya keterhubungan internet yang tidak disertai pengawasan memadai oleh orang tua maupun lingkungan sekitar menyebabkan situs pornografi semakin mudah diakses oleh kalangan remaja. Faktor-faktor seperti rasa ingin tahu yang tinggi, kurangnya edukasi mengenai kesehatan reproduksi dan seksual yang komprehensif, serta pengaruh media sosial dan pergaulan sebaya menjadi pendorong utama meningkatnya akses terhadap konten pornografi di kalangan muda.  Paparan pornografi pada usia remaja berpotensi menimbulkan berbagai dampak negatif, antara lain kecenderungan perilaku menyimpang, munculnya pola kecanduan, penurunan fokus dan prestasi akademik, serta gangguan dalam perkembangan emosional dan sosial. Lebih jauh, konsumsi pornografi sejak usia dini dapat membentuk persepsi yang keliru mengenai hubungan seksual dan relasi antar individu, yang pada akhirnya berimplikasi terhadap pemahaman nilai moral, etika, dan sikap remaja dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, edukasi mengenai pendidikan seksual sangat penting diajarkan sejak usia dini khususnya pada remaja agar dapat memahami bagaimana dinamika hubungan seksual dan relasi antar individu yang sehat. Dengan adanya pengajaran Pendidikan seksual juga dapat mencegah remaja untuk secara bebas mengakses konten pornografi dan terjun pada pergaulan bebas. Materi Pendidikan Seksual disampaikan secara interaktif dengan metode yang berbeda, yaitu melalui permainan ular tangga dan pemaparan materi mengenai bahaya pornografi, alat reproduksi, bagaimana merawat alat reproduksi, dan bagaimana menjalin relasi yang sehat. Permainan ular tangga dimodifikasi dengan menambahkan simbol hati pada beberapa kotak. Simbol hati tersebut akan mengarah pada kartu-kartu interaktif berisi pertanyaan dan studi kasus terkait Pendidikan seksual  yang sudah dijelaskan sebelumnya. Anak-anak khususnya remaja yang berada di TPQ Nur Huda diajak untuk bermain sekaligus belajar mengenai bahaya pornografi, kesehatan reproduksi, alat reproduksi, dan bagaimana menjalin relasi yang sehat. Antusiasme dari remaja terlihat jelas ketika bermain ular tangga. Beberapa anak mampu untuk menjawab dan bermain dengan tertib. Sebagaimana yang dikatakan oleh salah satu remaja setelah bermain. “Permainannya seru banget dan buat kita paham,” ujar salah satu remaja di TPQ Nur Huda. Program PMM-KKN berdampak dari mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang  juga disambut dengan hangat oleh Kepala Diniyah TPQ Nur Huda dan mendapat respons yang positif sebagaimana disampaikan oleh Bapak Rahmat Kartono. “Pendidikan seksual sangat penting, ya karena sekarang ini kan anak-anak sudah banyak melihat segala sesuatu itu dari handphone, ya jadi penting sekali untuk diajarkan dimulai dari sebelum mereka SMP.” ujarnya. Dengan pendekatan yang menyenangkan dan edukatif, diharapkan program ini menjadi langkah awal yang efektif dalam mengenalkan pendidikan seksual sejak dini. Harapannya, edukasi seperti ini dapat terus berlanjut dan melahirkan generasi muda yang lebih sehat secara fisik, emosional, maupun sosial nih, Kawan Muda. Editor : Fauziah Anabela W (UC Bela )

Mahasiswa PMM UMM 2025 Mengusung Pembuatan Video Profil Desa Karangsono untuk Memperkuat Identitas dan Meningkatkan Branding UMKM

Malang – Desa Karangsono, yang terletak di Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung, terkenal sebagai desa dengan industri produk gula merah terbesar dan olahan sumber daya alam yang melimpah. Desa Karangsono kini sedang berbenah menjadi desa yang maju agar dapat dikenal lebih baik oleh masyarakat sekitar maupun khalayak di luar daerah. Dengan potensi alam yang melimpah, banyaknya sentra industri gula, serta geliat UMKM yang semakin berkembang, menjadi modal besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Desa Karangsono. Namun, potensi tersebut selama ini belum sepenuhnya terekspos dengan baik. Melihat kondisi ini, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang yang tergabung dalam program Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) hadir dengan gagasan kreatif dengan membuat Profil Desa Karangsono sebagai sarana strategis untuk meningkatkan branding dan identitas UMKM lokal. Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) adalah pengaplikasian hilirisasi hasil penelitian Universitas Muhammadiyah Malang. Program ini tidak sekadar mendokumentasikan informasi tentang desa, namun juga sebagai media promosi yang dapat membantu pelaku UMKM dalam memperluas jangkauan pasar mereka. Dengan dibimbing oleh Bapak Candra Rahma Wijaya Putra S.S., S.Pd., M.A. selaku Dosen Pembimbing Lapangan, dan sekelompok mahasiswa PMM yang beranggotakan lima mahasiswa Ilmu Komunikasi, yaitu Muhammad Radza selaku koordinator kelompok, Irsa Haniyah K. selaku humas, Muhammad Zaki F. R. selaku PDD, Rania Putri A. R. selaku sekretaris, dan Mutiara Sakina selaku bendahara. Pembuatan video profil desa ini memerlukan proses pembuatan yang sangat panjang dengan melibatkan berbagai pihak desa, khususnya pelaku UMKM di Desa Karangsono. Tim PMM UMM terlebih dahulu melakukan survei lapangan selama beberapa hari untuk mengumpulkan informasi, serta meminta perizinan kepada beberapa pihak terkait untuk dapat meliput usaha mereka sebagai bagian dari kebutuhan footage video profil desa yang diinginkan. Seluruh anggota PMM UMM juga melakukan beberapa sesi tanya jawab kepada perangkat desa, tokoh masyarakat, serta pelaku UMKM agar memperoleh data yang valid dari berbagai perspektif, sehingga menambah informasi untuk pengisian Voice Over (VO) dalam video profil tersebut. Setelah melalui proses perizinan dan memperoleh izin untuk meliput tempat tempat yang dibutuhkan, seluruh anggota PMM mulai mengunjungi berbagai titik di Desa Karangsono, mulai dari area persawahan, pabrik gula merah, pabrik kerupuk, pabrik jenang, hingga rumah produksi UMKM. Dokumentasi tersebut berupa footage video yang diambil dan dikumpulkan untuk memperkuat visualisasi profil desa, sehingga lebih menarik bagi para penonton ketika video profil desa tersebut di tayangkan di Balai Desa Karangsono. Salah satu tujuan utama dari program ini adalah membantu pelaku UMKM di Desa Karangsono agar dapat  dikenal lebih luas oleh para konsumen hingga keluar kota. Dengan masuknya produk UMKM dalam profil desa, mereka akan lebih mudah dikenali oleh para calon konsumen baru. Kepala Desa Karangsono menyambut baik ide inspiratif dari tim PMM UMM tersebut. “Selama ini promosi UMKM masih bersifat dari mulut ke mulut. Dengan adanya profil desa, kami punya alat untuk memperkenalkan produk lokal secara lebih profesional. Ini akan sangat membantu pemasaran dan meningkatkan daya saing UMKM,” tuturnya. Beberapa produk unggulan Desa Karangsono seperti produksi gula merah, kerupuk pati, jenang, dan produk pertanian diliput secara menyeluruh agar mendapatkan tempat khusus dalam profil desa. Kegiatan ini bukan hanya memberikan manfaat instan, tetapi juga memiliki dampak jangka panjang. Profil desa dapat diperbarui secara berkala sehingga selalu relevan dengan perkembangan desa. Selain itu, media promosi ini dapat digunakan untuk keperluan presentasi desa dalam berbagai kesempatan, termasuk saat menerima tamu, mengikuti pameran, atau menjalin kerja sama dengan pihak luar. Bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi tersebut, pengalaman ini menjadi ajang pembelajaran langsung di lapangan. Mereka tidak hanya mempraktikkan keterampilan komunikasi, keterampilan editing dan riset, tetapi juga belajar membangun hubungan dengan masyarakat, memahami kebutuhan lokal, dan merancang solusi yang tepat sasaran. Melalui pembuatan profil desa ini, tim PMM UMM Desa Karangsono membuktikan bahwa kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat mampu menciptakan inovasi yang bermanfaat dan berkelanjutan. Karangsono kini memiliki media untuk menampilkan identitasnya dengan lebih jelas, sehingga branding desa menjadi lebih kuat dan menarik. Harapannya, keberhasilan program ini dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Indonesia untuk lebih kreatif dalam mengangkat potensi lokal. Karena di setiap desa, selalu ada cerita dan kekayaan yang layak untuk diperkenalkan kepada dunia ya, Kawan Muda. Editor: Amirah Huwaidah Al-farid (UC Mira)

Kolaborasi Mahasiswa PMM dan UMKM: Bumbu Pecel Mak Rom Tampil Lebih Menarik dan Mudah Dikenal

Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melalui Program Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) melaksanakan kegiatan pendampingan terhadap UMKM lokal di Desa Tamanharjo. Program ini berfokus pada pengembangan usaha bumbu pecel “Mak Rom”, sebuah usaha rumahan yang sudah lama ditekuni oleh warga setempat dan dikenal memiliki cita rasa khas. Kegiatan ini menjadi upaya untuk membantu UMKM lokal agar semakin berkembang, mudah dikenali masyarakat, serta mampu bersaing di era digital. Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Anggota kelompok tersebut terdiri dari Nasr Mehdi Fayyaz, Renita Dwi Lestari, Aulia Salsabila Zahirah, dan Ratu Khansa Adilla yang berasal dari program studi Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang yang dibimbing oleh Bapak M. Ainur Roziqi S.Pd I., M.Pd selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL). Salah satu bentuk pengembangan yang dilakukan mahasiswa PMM adalah mendukung strategi pemasaran digital. Mahasiswa membantu mempromosikan Bumbu Pecel Mak Rom melalui media sosial Facebook, yang diharapkan dapat memperluas jangkauan konsumen hingga ke luar desa. Selain itu, kelompok juga menambahkan lokasi UMKM ke Google Maps agar masyarakat lebih mudah menemukan tempat produksi maupun pembelian produk ini. Dengan cara ini, Bumbu Pecel Mak Rom diharapkan tidak hanya dikenal di lingkungan sekitar, tetapi juga lebih mudah diakses masyarakat luas. Di samping itu, aspek branding juga menjadi perhatian utama. Mahasiswa PMM mendesain stiker produk baru dengan tampilan lebih menarik sekaligus membuat spanduk sebagai identitas usaha. Kegiatan ini kemudian dilengkapi dengan sesi foto produk menggunakan stiker yang telah diperbarui. Foto produk tersebut dirancang agar tampil lebih profesional dan siap dipasarkan secara online. Selain itu, mahasiswa juga memberikan penjelasan singkat mengenai Good Manufacturing Practices (GMP), yaitu prinsip dasar dalam menjaga kebersihan dan kualitas produk pangan. Pengetahuan ini diharapkan dapat membantu pemilik UMKM dalam mempertahankan mutu bumbu pecel sekaligus meningkatkan kepercayaan konsumen. Pendampingan pada UMKM Bumbu Pecel Mak Rom diharapkan mampu menjadi langkah awal untuk memperluas pemasaran, meningkatkan nilai jual produk, serta memberikan manfaat ekonomi bagi keluarga maupun lingkungan sekitar. Editor : Wa Ode Nadhilah Nurrazanah Hidayat (UC Nadine)

Mahasiswa UMM Berikan Penyuluhan Hukum Pentingnya Memiliki SHM di Kalangan Masyarakat Adat Tengger

Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali menggerakkan mahasiswanya untuk turun langsung ke masyarakat melalui Program Mahasiswa Mengabdi (PMM), sebagai wujud nyata kebermanfaatan ilmu. Pada Selasa, 5 Agustus 2025, sekelompok mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menyelenggarakan Sosialisasi terkait Pertanahan di Desa Ngadisari dengan melibatkan masyarakat adat Tengger sebagai peserta utama. Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini juga bertujuan untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) agar dapat memberikan dampak langsung bagi masyarakat. Kegiatan ini merupakan bentuk nyata keterlibatan mahasiswa dalam memberikan edukasi hukum kepada masyarakat. Adapun mahasiswa yang tergabung dalam kelompok ini adalah Alan Bernadine Pallas (Fakultas Hukum), Dimas Satrio Wicaksono (Fakultas Hukum), Nadira Albania Rizaldy (Fakultas Hukum), Gys Shella Anggita Putri (Fakultas Hukum), dan Iqbal Fahreza (Fakultas Hukum). Kegiatan ini dilaksanakan di bawah bimbingan dosen Ns. Muhammad Ari Arfianto, M.Kep., Sp.Kep.J. Sosialisasi ini bertujuan meningkatkan kesadaran hukum masyarakat mengenai pentingnya memiliki Sertifikat Hak Milik (SHM) atas tanah. SHM adalah bukti kepemilikan yang sah secara hukum sekaligus memiliki kekuatan pembuktian yang tinggi. Dengan adanya SHM, masyarakat adat dapat melindungi hak atas tanah mereka dari berbagai potensi permasalahan, seperti sengketa keluarga, penyerobotan lahan, maupun klaim dari pihak lain. Kegiatan penyuluhan dikemas dalam bentuk penyampaian materi, sesi tanya jawab, dan diskusi interaktif bersama advokat. Dengan metode ini, masyarakat tidak hanya menerima informasi secara satu arah, tetapi juga dapat berdialog langsung untuk memahami persoalan pertanahan dari sudut pandang hukum. Warga Desa Ngadisari mengikuti kegiatan ini dengan antusias. Kehadiran mahasiswa serta advokat dalam kegiatan ini memberikan ruang dialog yang bermanfaat sehingga materi yang disampaikan lebih mudah dipahami. Melalui kegiatan ini, mahasiswa berharap masyarakat adat Tengger semakin sadar akan pentingnya memiliki SHM sebagai jaminan perlindungan hak atas tanah. Legalitas tanah melalui SHM bukan hanya soal administrasi, tetapi menjadi kebutuhan dasar agar masyarakat terlindungi secara penuh dan berkelanjutan. Kegiatan ini menegaskan bahwa pengabdian mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)  tidak berhenti pada teori, tetapi menjelma menjadi langkah konkret dalam menjaga dan melindungi hak masyarakat. Editor: Wa Ode Nadhilah Nurrazanah Hidayat (UC Nadine)

Pengelolaan Sampah dan Penerapan Sistem Pembayaran QRIS di Desa Genengan oleh PMM Universitas Muhammadiyah Malang

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang tergabung dalam program Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) telah melaksanakan kegiatan yang membawa dampak positif di Desa Genengan. Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) adalah pengaplikasian hilirisasi hasil penelitian Universitas Muhammadiyah Malang. Mereka berfokus pada dua isu utama, yaitu edukasi pengelolaan sampah dan penerapan sistem pembayaran digital QRIS, yang bertujuan untuk mendorong kemajuan desa dari sisi lingkungan maupun ekonomi. Sampah masih menjadi masalah serius di Desa Genengan, karena masih banyak masyarakat yang kurang menyadari betapa lamanya waktu yang dibutuhkan sampah untuk terurai. Untuk mengatasi hal ini, mahasiswa PMM UMM memasang papan edukasi yang berisi informasi penting tentang lama waktu penguraian sampah di alam. Papan tersebut menunjukkan fakta yang mengejutkan, seperti plastik kemasan makanan butuh hingga 100 tahun dan botol plastik butuh waktu 450 tahun untuk hancur secara alami. Informasi ini diharapkan bisa meningkatkan kesadaran warga Desa Genengan agar lebih bijak mengelola sampah, seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, memilah sampah rumah tangga, dan mendukung program daur ulang. Selain fokus pada lingkungan, mahasiswa PMM UMM juga berupaya memperkenalkan teknologi pembayaran digital kepada masyarakat dan pelaku UMKM di Desa Genengan. Melalui program ini, mereka menyosialisasikan penggunaan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Dengan menggunakan QRIS, transaksi jual beli menjadi lebih cepat, praktis, dan aman. Para mahasiswa memberikan bimbingan langsung di warung dan toko-toko desa, mengajarkan cara penggunaan QRIS baik untuk penjual maupun pembeli. Langkah ini menjadi dorongan penting bagi UMKM desa agar bisa beradaptasi dengan kemajuan teknologi dan mendukung gerakan nasional non-tunai. Kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa PMM UMM ini membuktikan bahwa program pengabdian masyarakat mampu memberikan solusi nyata dan berkelanjutan, membawa Desa Genengan selangkah lebih maju, mandiri, dan siap menghadapi tantangan di masa depan nih, Kawan Muda. Editor: Amirah Huwaidah Al-farid (UC Mira)

Literasi Keuangan untuk Santri TPQ Darussalam: Belajar Menabung Sejak Dini

Pada tanggal 1 Agustus 2025, bertepatan dengan hari ke-12 kegiatan pelaksanaan Program Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) adalah pengaplikasian hilirisasi hasil penelitian Universitas Muhammadiyah Malang. Kelompok 3 PMM Desa Oro-Oro Ombo kami, melaksanakan program literasi keuangan bersama para santri TPQ Darussalam. Tema yang diangkat cukup sederhana namun penting, yaitu  “Belajar Menabung Sejak Dini.”  Kegiatan dimulai dengan penyampaian materi ringan mengenai arti menabung, manfaat jangka panjangnya, serta bagaimana membedakan kebutuhan dan keinginan. Materi tersebut disampaikan dengan bahasa sederhana agar mudah dipahami. Kami juga menambahkan gambar serta cerita singkat yang dekat dengan kehidupan sehari-hari anak-anak. Dengan cara ini, suasana belajar terasa santai, menyenangkan, dan jauh dari kesan membosankan. Setelah sesi materi, kami membagikan celengan sederhana kepada setiap santri. Celengan ini tidak hanya dijadikan tempat menabung, tetapi juga media kreativitas. Para santri diajak untuk menghias dan mewarnai celengan mereka sesuai dengan imajinasi masing-masing. Ada yang memberi warna cerah yang sudah penuh pola, ada yang gambar es krim, bus tayo, dan ikan laut. Suasana menjadi ramai dengan tawa dan cerita, membuat kegiatan terasa semakin hidup. Saat celengan selesai dihias, kami mengajak santri menyusun rencana kecil untuk menabung. Misalnya, dari uang jajan harian mereka bisa menyisihkan seribu atau dua ribu rupiah ke dalam celengan. Respons mereka sungguh antusias. Beberapa langsung bercerita ingin menabung untuk membeli buku, mainan, bahkan ada yang ingin membantu orang tua. Antusiasme itu menjadi bukti bahwa pesan kegiatan tersampaikan dengan baik. Bagi tim PMM, kegiatan ini bukan sekadar memberikan materi, tetapi juga menghadirkan pengalaman nyata yang menyenangkan. Melalui celengan, anak-anak belajar bahwa menabung tidak hanya bermanfaat di masa depan, tetapi juga bisa dilakukan dengan cara sederhana sejak sekarang. Jadi Kawan Muda , harapannya, semoga kebiasaan kecil ini dapat membentuk pola pikir positif hingga mereka dewasa nanti. Dengan memadukan edukasi, praktik, dan kreativitas, literasi keuangan menjadi lebih dekat dan mudah diterapkan. Santri pun menyadari bahwa menabung bukan hal yang sulit, justru bisa menjadi aktivitas yang seru dan penuh warna. Editor: Amirah Huwaidah Al-farid (UC Mira)

Scroll to Top