Hai kawan muda ! Ada yang menarik nih dari album terbaru Coldplay sendiri yang baru saja di luncurkan yang berjudul Everyday Life. Dalam meluncurkan album barunya Chris Martin dan kawan-kawan di album kali ini, Coldplay merancang konsep yang berbeda karena pada saat ini kental memasukkan musik timur tengah. Sontak nuansa album ini jauh berbeda dari A Head Full Of Dream yang memasukkan nuansa India.
Menariknya nih kawan muda, dalam peluncuran albumnya, Coldplay membagi penampilan menjadi dua sesi yakni Sunrise saat subuh dan Sunset di tempat situs bersejarah. Pada fase pertama, tepat saat momen matahari terbit Coldplay membawakan beberapa lagu seperti Church, Trouble in Town, Broken, Daddy, WOTP/POTP, Arabesque dan When I Need A Friend. Situasi pagi buta membuat atmosfer penampilan Coldplay menarik dan belum pernah kamu temui sebelumnya. Di fase sunset, suasana yang lebih sedikit ramai dengan bunyi klakson, namun dengan penempatan yang tetap menawan khas sebuah kota tua di timur tengah tersebut.
Pada album Everyday Life, Coldplay membuat lagu yang berjudul Arabesque dan Bani Adam. Bani Adam, sendiri ditulis dalam bahasa Arab di tracklist-nya, yang berarti keturunan Adam atau secara istilah diartikan sebagai ‘manusia’. Selain itu Coldplay juga menuliskan judul bahasa Arab ‘Al-hayaat al-yaumiyyah’ yang juga berarti Everyday Life. Di album ini Coldplay memang cukup dalam mengulas tentang kemanusiaan dan fenomena di negara timur tengah. Hal itu juga tercermin pada lagunya yang berjudul Daddy yang menceritakan seseorang anak yang terpisah dan tak tahu keadaan sang ayah Chris Martin sebagai penulis lagu utama Coldplay melihat banyak hal untuk jadi inspirasinya mencipta lagu. Salah satunya adalah agama dan keyakinan, termasuk kultur yang terjadi di timur tengah yang sempat ia abadikan dalam albumnya kali ini.
Penulis : Rizky Hawari Nanda
Sumber gambar: thetimes.co.uk